KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sekitar 18 orangtua kembali mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kediri yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto nomor 2 Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Selasa (18/6). Mereka mengeluhkan sistem pendaftaran zonasi yang dinilai tidak jelas. Pasalnya, ada siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah justru tidak diterima.
"Rumah saya perumahan Wilis Kecamatan Mojoroto, secara pilihan ada di SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, sama SMA Negeri 7. Kemarin masih masuk 100 besar, tapi sekarang nama anak saya sudah tidak ada di sana. Terus bagaimana?," kata salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Baca Juga: Kepala Dindik Jatim Terima Audiensi Pengurus PGRI
Dia meminta sistem ini dirubah, lantaran menyebabkan bingung mau menyekolahkan anaknya di mana. "Yang paling dekat rumah ya SMA Negeri 1 sama SMA Negeri 2, terus semuanya tidak diterima mau sekolah di mana anak saya? Sekolah swasta? Di mana sekolah swasta yang dekat rumah? Yang kualitasnya juga baik?," katanya lagi.
Andri, salah satu wali murid lainnya mengeluhkan tidak ada sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan terkait PPDB saat ini. Lantaran, Andri warga Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri masuk zona 2 Kota Kediri. Namun, putranya terlempar dari daftar ranking siswa saat mendaftar di SMA Negeri Kota Kediri. Ternyata, putranya masuk zona irisan yang hanya mendapatkan kuota 2 persen.
"Anak saya dengan SMA Negeri 4 hanya jarak 3 kilometer, lalu kenapa yang jarak 6 kilometer diterima. Ternyata masuk zona irisan, kenapa ini baru diberitahu sekarang? Kalau dari dulu diberitahu tidak saya daftarkan di kota. Kalau sudah begini bagaimana? Anak saya terus sekolah di mana?," katanya.
Baca Juga: Jatim Juara Umum OPSI 2024, Adhy Karyono: Kado Membanggakan di Hari Pahlawan
Terkait hal ini, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kediri, Sumiarso berdalih jika sistem PPDB saat ini masih mmengalami trouble seluruh Jawa Timur. Ia meminta wali murid untuk bersabar. Dia juga mengatakan belum mengetahui sampai kapan error tersebut bisa berakhir.
"Kemarin malam jam 12 WIB sudah normal lagi, tapi tadi pagi sekitar jam 8 WIB error lagi. Saya telpon ke Surabaya untuk kejelasan ini, katanya masih padat lalu lintasnya dalam sistem karena berbarengan dengan offline juga. Semua keluhan walimurid ini sudah saya sampaikan ke sana (Surabaya, red) agar ditemukan solusi, ternyata semuanya juga sama permasalahannya. Jadi saya minta wali murid untuk bersabar," jelasnya.
Untuk diketahui, pendaftaran PPDB SMA sistem online menyisakan dua hari lagi, sampai 20 Juni 2019. Sistem ini menggunakan dua jalur, ada jalu zonasi dengan prosentase 50 persen dan jalur nilai ujian nasional (NUN) sebanyak 20 persen. (rif/ian)
Baca Juga: Kembangkan SMA Dharma Wanita 1 Pare, Pemkab Kediri Gandeng Putera Sampoerna Foundation
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News