Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.  foto: merdeka.com
																					JAKARTA(BangsaOnline) Hanif Dhakiri resmi dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai 
Menteri Ketenagakerjaan Kabinet Kerja periode 2014-2019. Kader Partai 
Kebangkitan Bangsa tersebut kini menjabat sebagai Sekjen PKB.
Pria berkacamata kelahiran Semarang 6 Juni 1972 ini pernah menjalankan studi pendidikan S-2nya di Universitas Indonesia.
Hanif
 gabung dengan PKB sejak tahun 1998. Pada April 2005, Hanif yang pernah 
menjabat sebagai konsultan partai sekaligus trainer dan fasilitator 
dalam berbagai kegiatan politik PKB ini, resmi menduduki jabatan Wakil 
Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP 
PKB) untuk periode 2005-2010. Di samping menjabat sebagai anggota 
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan tingkat pusat DPP PKB.
Hanif 
dikenal sebagai pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan
 kemasyarakatan. Pada tahun 2006, Hanif yang juga pernah aktif di 
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini pun dipercaya untuk 
memegang jabatan Wakil Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional gerakan 
Pemuda Partai Kebangkitan Bangsa (DKN Garda Bangsa) Periode 2006-2011, 
sebuah organisasi sayap pemuda PKB.
Karir politik Hanif berawal 
ketika ia bergabung sebagai aktivis gerakan mahasiswa, di mana ia 
kemudian menjadi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat. Pengalaman yang ia 
dapatkan pada akhirnya mengantarkannya menjadi konsultan independen 
untuk masalah social dan politik. Diantara berbagai lembaga swadaya 
masyarakat dan organisasi yang telah menjadi rekan kerja Hanif adalah 
Friedrich Naumann Stiftung (FNS), International Republican Institute 
(IRI), National Democratic Institute (NDI), Asosiasi DPRD Kabupaten 
Seluruh Indonesia (ADKASI), Asosiasi DPRD Kota Seluruh Indonesia 
(ADEKSI).
Selain itu, dia telah menulis beberapa buku dan 
artikel, di antaranya: Menggagas Fiqh Perburuhan (1999), Paulo Freire, 
Islam dan Pembebasan(2000), Post-tradisionalisme Islam (2000), Politik 
Melayani Basis (2001), Menjadi Politisi Manajer (2001), Kiai Kampung dan
 Demokrasi Lokal (2007), Mengapa Memilih PKB? (2008).
                            
            
            
														
														
														
														
														
														
														
														
														









