GRESIK, BANGSAONLINE.com - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Ida Fauziyah memberikan kuliah umum tentang penghapusan pelecehan seksual dan diskriminasi di tempat kerja.
Hal itu disampaikan Ida Fauziyah saat berdialog dengan pekerja perempuan PT Smelting dan serikat pekerja di Kabupaten Gresik, bertempat di ruang pertemuan PT Smelting Jl Raya Roomo Meduran, Gresik, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Dalam kegiatan tersebut, Ida Fauziyah disambut Presdir PT Smelting Hideya Sato, Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani, Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir, dan jajaran Direksi PT Smelting lainnya.
Ida Fauziyah menyatakan, bahwa pandemi telah membawa dampak di berbagai sektor. Termasuk bagi pekerja, terutama pekerja perempuan.
"Di tengah pandemi ini catatan kekerasan terhadap perempuan juga meningkat, baik di rumah tangga maupun di tempat kerja. Hal ini karena kerentanan sosial di tengah pandemi meningkat, pengangguran meningkat dan sebagainya," ungkap Ida.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Apalagi, lanjut Ida, perempuan yang harus bekerja secara WFH juga punya beban ganda. Selain harus menjalankan pekerjaan di rumah, juga harus menjalankan peran rumah tangganya. "Intinya pandemi membawa dampak yang lebih kepada perempuan, baik yang bekerja di rumah maupun di tempat kerja," jelasnya.
Untuk memerangi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan, Ida mengatakan saat ini DPR dan pemerintah sedang membahas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).
"Selain itu dalam UU Cipta Kerja, hak-hak pekerja perempuan sebagaimana dalam UU 13 2003 dijamin. Semisal cuti haid, cuti hamil, dan melahirkan," paparnya.
Baca Juga: Pesangon Belum Diberikan Sepenuhnya, Komisi IV DPRD Gresik Mediasi 23 Pensiunan PT Swadaya Graha
Ida juga menegaskan, bahwa pemerintah selama ini memberikan dorongan penuh untuk perluasan kesempatan kerja terhadap perempuan. Sehingga sektor pekerjaan yang selama ini terdefinisi sebagai pekerjaan pria akhirnya banyak diisi perempuan.
"Sekarang sudah ada sekuriti perempuan, sopir, di Smelting tadi saya lihat ada sekuriti perempuan," jelas Ida.
Senada dengan Menaker, Presdir PT Smelting Hideya Sato juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 membuat perusahaan dalam kondisi sulit. Kendati demikian PT Smelting tetap berusaha keras untuk tetap bisa beroperasi dengan baik dan stabil dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, agar dapat membantu perekonomian Indonesia dan Jawa Timur.
Baca Juga: Di Hadapan Pecinta Ludruk, Gus Yani Ajak Lanjutkan Program yang Belum Tuntas
"Kami mempertahankan produksi agar tetap bisa mensuplai bahan baku asam sulfat kepada pabrik pupuk Petrokimia Gresik untuk ketahanan pangan, dan juga agar tetap bisa mengolah hasil tambang PT Freeport yang sangat penting bagi Indonesia. Berkat kerja keras seluruh karyawan dan juga dukungan dari pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja, kami saat ini tetap bisa beroperasi dengan baik,” kata Hideya Sato.
Selama masa PPKM darurat ini, lanjut Hideya Sato, PT Smelting juga rela untuk mengurangi kapasitas produksi supaya bisa membantu penyediaan Liquid Oxygen medis untuk membantu rumah sakit yang saat ini kekurangan oksigen.
Dikatakan, PT Smelting bekerja sama dengan PT Linde sebagai pemasok gas PT Smelting telah memasok 100 ton oksigen medis sebagai bagian dari Corporate Social Responsilbility (CSR) yang disalurkan melalui Kementerian Kesehatan RI.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Selain itu, PT Smelting dan PT Linde juga menyiapkan 50 ton per minggu oksigen medis, yang disalurkan melalui PT Petrokimia Gresik sebagai Ketua Satgas Covid-19 untuk penanganan Covid-19 bagi BUMN di wilayah Jawa Timur. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News