GRESIK, BANGSAONLINE.com - Meski sudah memasuki musim kemarau, namun sampai saat ini belum ada desa di Kabupaten Gresik yang masuk kategori kekeringan kritis. Sebab, hingga saat ini ketersediaan air masih cukup. Termasuk, di desa yang setiap tahun notabene mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau tiba.
"Dari hasil koordinasi BPBD dengan kecamatan ketersedian air masih cukup. Sehingga belum perlu didrop air bersih dari BPBD," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gresik Tarso Sagito kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (10/7).
Baca Juga: Terdampak Kekeringan, Kades Ganggang dan Anggota DPRD Gresik Minta BPBD Droping Air Bersih
Namun demikian, lanjut Tarso, BPBD sudah melakukan antisipasi dampak kekeringan yang dipastikan akan melanda Kabupaten Gresik seperti tahun sebelumnya. "BPBD saat ini tengah meakukan pengawasan esktra pada desa yang dinilai rawan kekeringan," paparnya.
Mengacu tahun-tahun sebelumnya, sedikitnya akan ada sekira 39 desa ditetapkan BPBD menjadi desa kering krisis dan darurat kekeringan. Ditegaskan Tarso, 39 desa itu tersebar di 7 wilayah kecamatan, meliputi Kecamatan Benjeng, Cerme, Bungah, Balongpanggang, Duduksampeyan, Kedamean, dan Sidayu.
"Makanya, ke-39 desa di 7 kecamatan tersebut sekarang ini juga mendapatkan atensi pengawasan khusus oleh BPBD," terang mantan staf ahli bupati ini.
Baca Juga: Destana BPBD Jatim Sasar Desa Terdampak Gempa di Pulau Bawean
"BPBD melakukan berbagai upaya untuk menekan krisis air bersih di desa-desa yang mengalami kering kritis. Di antaranya, dengan memanfaatkan sejumlah telaga dan waduk yang ada di sejumlah desa. Tempat-tempat penampungan air yang dangkal kami rawat agar bisa menampung air saat musim hujan. Sehingga, pada saat musim kemarau seperti saat ini bisa dimanfaatkan," urainya.
Langkah lain, masih kata Tarso, BPBD akan memanfaatkan program pemerintah dengan membuat sumur bor berbasis geolistrik. Desa yang sudah mendapatkan program tersebut di antaranya, Desa Pacuh Kecamatan Balongpanggang, Desa Raci Kulon Kecamatan Sidayu, Desa Srowo Kecamatan Sidayu, dan sejumlah desa lain.
"Jadi, BPBD jauh hari sudah mengantisipasi datangnya musim kemarau tahun ini. Saat ini untuk dropping air Insya Allah belum dibutuhkan, karena sumber air masih cukup," tuturnya.
Baca Juga: Korban Gempa Bumi di Pulau Bawean Gresik Keluhkan Bantuan, Apa yang Terjadi?
Tarso juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) untuk segera menyediakan pipanisasi di desa-desa yang selama ini mengalami kekeringan. Terlebih, desa yang dianggap alami kering kritis pada musim kemarau. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News