SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bertindak sebagai inspektur upacara di pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun 2019 SMA Kelas X se-Jawa Timur yang dilaksanakan di Komando Armada (Komando) II, Surabaya, Selasa (16/7).
Di depan 1.200 siswa siswi baru tahun pelajaran 2019 dari seluruh Jawa Timur itu, Gubernur Khofifah berpesan kepada generasi muda itu untuk menjadi generasi tangguh, memiliki karakter kebangsaan yang kuat, serta bisa menularkan ilmunya di lingkungan sekolah masing-masing.
Baca Juga: Jatim Juara Umum OPSI 2024, Adhy Karyono: Kado Membanggakan di Hari Pahlawan
Gubernur Khofifah menjabarkan, program itu diawali MoU antara Kemendikbud dengan Panglima TNI. Kemudian diteruskan Dinas Pendidikan dengan Panglima Komando Armada II. Dengan memberikan pembekalan kedisiplinan serta wawasan kebangsaan yang mengangkat tema "Melalui MPLS Kita Perkuat Karakter Kebangsaan, Cinta Tanah Air dan Bela Negara dalam Mewujudkan Cita Cita Nasional di Era Revolusi Industri 4.0".
"Dari jumlah siswa 1.200 MPLS itu, yang kita inginkan mereka mendapatkan penguatan wawasan kebangsaan. Mereka paham empat pilar bangsa, mereka paham bagaimana Indonesia, mereka paham bahwa 85 persen wilayah kita ini maritim. Serta pemahaman kebersamaan dan kebersamaan," kata Gubernur Khofifah.
Di hari pertama, siswa diajarkan baris berbaris. Agar mereka sadar kalau dalam satu barisan, yakni untuk mengawal NKRI. "Walaupun berbeda bahasa, adat, suku barisan, kita adalah NKRI, itu tidak bisa diserahkan kepada alam, itu harus disiapkan. Proses awal yang paling save adalah di awal mereka masuk SMA, yakni MPLS. Ini untuk membangun jati diri sebagai generasi Indonesia yang kuat," ujarnya.
Baca Juga: Wujudkan Pendidikan Gratis Berkualitas, Pemprov Jatim Gelontor Anggaran Rp 7,1 Trilliun
"Outputnya, kita harapkan mereka selain memiliki jati diri kebangsaan Indonesia yang kuat, juga sebagai koordinator dan tutor untuk menyemai ilmunya di tempat masing-masing," urai Gubernur perempuan itu.
Selama di Koarmada II, para siswa mendapatkan bimbingan dengan kendali Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) Koarmada II. Mereka menginap di atas KRI dr. Soeharso 990, dan di KRI Teluk Ende 517, selama tiga hari 16 hingga 18 Juli 2019.
Selain itu, mereka mendapatkan teori juga tentang Kebangsaan dan Bela Negara. Antara lain mengenal Jati Diri Bangsa, Anti Radikalisme dan Narkoba, serta Mitigasi Bencana.
Baca Juga: Suntik Semangat ke Maba Unair, Khofifah: Jadilah Enabler Leader, Jadilah Game Changer!
Untuk praktek, siswa peserta MPLS mengikuti Sea Outbond, Latihan SAR, Latihan Renang, Selam Dasar, dan Latihan Membalikkan Perahu Karet, Games Interaktif, dan Ship Tour.
Materi lainnya, tradisi yang ada di TNI AL salah satunya tradisi api unggun, Prosesi Merah Putih dan pemutaran film motivasi untuk membina karakter cinta tanah air dan bela negara.
Asisten Potensi Maritim Pangkoarmada II, Kolonel Laut (P) Eka Prabawa menyebut, upaya itu untuk selalu waspada terhadap ancaman disintegrasi bangsa dan ancaman radikalisme. Keduanya rentan menyasar generasi muda yang masih membutuhkan pembinaan, termasuk melalui MPLS.
Baca Juga: Pj Gubernur Jawa Timur Apresiasi Konstribusi Pendidikan Universitas KH Abd Chalim
"Wawasan kebangsaan dan sikap anti radikal ini yang akan memupuk rasa cinta terhadap tanah air. Juga untuk memperkokoh sikap ke Bhinnekaan," ujar Kolonel Laut (P) Eka Prabawa.
Sementara itu menurut Kabid SMA Dinas Pendidikan Jatim Ety Prawesti, dalam pelaksanaan MPLS tahun ini ada dua kategori. Pertama MPLS di lingkungan sekolah yang bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk pemantapan wawasan kebangsaan. Kedua, MPLS dengan sistem camps yang bekerja sama dengan Koarmada II TNI Angkatan Laut. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News