RGS Berharap Demo Forkot di JIIPE Berjalan Tertib

RGS Berharap Demo Forkot di JIIPE Berjalan Tertib JIIPE tampak dari udara.

GRESIIK, BANGSAONLINE.com - Rencana Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Masyarakat Kota (Forkot) menggelar demo di Java Integrated Industrial Ports and Estate (), atau yang lebih dikenal Pelabuhan Internasional di Kecamatan Manyar, hari ini (22/7), banyak menyita perhatian publik. Salah satunya dari pendiri Relawan Gerakan Sosial (RGS) Indonesia, H. M. Khozin Ma'sum.

Khozin menilai bahwa demo yang dilakukan LSM Forkot di adalah bentuk ungkapan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan. Sebab, hingga kini Pelabuhan Internasional itu belum bisa beroperasi sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat Gresik. Salah satunya, bisa menyerap tenaga kerja seperti yang didengungkan oleh Bupati Gresik Sambari Halim Radianto.

Baca Juga: Pascakebakaran, Presdir PTFI Inspeksi Lokasi Common Gas Cleaning Plant di Smelter Gresik

"Saya selaku Pendiri RGS Indonesia memberikan apresiasi kepada teman-teman Forkot. Tetapi pesan dan harapan saya jangan sampai aksi unjuk rasa yang dilakukan mengganggu aktivitas orang lain seperti membuat kemacetan jalan dan lainnya," katanya kepada BANGSAONLINE.com, Senin (22/7).

Abah Khozin, begitu panggilan akrabnya, juga berharap Forkot bisa menjaga kondusivitas wilayah dan ketertiban saat menyampaikan aspirasi yang diperjuangkan. "Semoga dengan demo ini, Forkot dan manajemen bisa menjadi mitra yang saling mengedepankan kepentingan seluruh masyarakat Gresik," harapnya.

Pada kesempatan ini, Khozin juga mengungkapkan awal mula rencana pembangunan Pelabuhan Internasional di Kecamatan Manyar itu. Menurut dia, pelabuhan tersebut sudah digagas dan tercetus sejak tahun 1995, atau sekira 24 tahun silam.

Baca Juga: Tuntut Tenaga Kerja, Warga Mengare Komplek Gresik Demo Smelter PT Freeport Indonesia

"Waktu itu, saya salah satu penggagas pembangunan Pelabuhan Internasional," ungkap Khozin yang kala itu menjabat Bendahara Umum DPP Badan Kerjasama Ulama dan Pondok Pesantren Indonesia (Bakuppi) yang diketuai KH Hasib Wahab Hasbullah.

"Waktu itu, saya bersama Gus Hasib dan teman-teman Bakuppi lain memiliki keinginan kuat untuk mewujudkan pembangunan Pelabuhan Internasional. Sebab, keberadaan pelabuhan itu nantinya sangat berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi bangsa, terlebih bagi masyarakat di Kabupaten Gresik dalam menyerap tenaga kerja untuk mengurangi angka pengangguran, " urainya.

Untuk mewujudkannya, lanjut Khozin, para petinggi Bakuppi pada tahun 2004 menemui Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri di Istana Negara. Apa tanggapan presiden waktu itu? "Bu Presiden sangat mendukung dan welcome," ungkapnya.

Baca Juga: Smelter Freeport di Gresik Resmi Beroperasi, Telan Anggaran hingga Rp58 Triliun

Sebagai putra daerah Gresik, Khozin berharap agar pelabuhan yang diimpi-impikan sejak tahun 1995 itu bisa menciptakan perubahan ekonomi secara nasional, khususnya bagi masyarakat di Kabupaten Gresik.

"Insya Allah keberadaan Pelabuhan Internasional di Manyar kelak bisa mengangkat perekonomian nasional dan daerah. Juga akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan sangat banyak " pungkasnya. (hud/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO