Oleh: Khariri Makmun
Tidak pernah terbayangkan, Suriah yang kini hancur dan masih dalam tahap rekonstruksi politik dan pembangunan fisik ternyata masih mampu memberikan beasiswa pendidikan untuk pelajar Indonesia. Dibalik kehancuran negerinya Presiden Basyar Asad mengeluarkan kebijakan yang luar biasa yaitu dengan memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan study di Suriah.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Sejak tahun lalu (2018), pemerintah Suriah melalui kementerian wakaf dan atas perintah langsung presiden Basyar Asad memberikan beasiswa pendidikan kepada Indonesia. Pelajar Indonesia yang lulus seleksi akan memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikanya di Universitas Biladus Syam. Oleh pemerintah Suriah seleksi beasiswa universitas Biladus Syam diserahkan langsung kepada Ikatan Alumni Syam Indonesia "Al Syami".
Indonesia adalah satu-satunya negara yang memperoleh beasiswa pertama di Suriah sejak negeri ini hancur karena perang. Pemberian beasiswa pendidikan oleh pemerintah Suriah kepada pelajar Indonesia disebabkan oleh 2 faktor.
Pertama, karena hubungan baik pemerintah Indonesia dengan Suriah. Disaat Suriah megalami krisis politik yang berujung pada pergolakan dan peperangan, Indonesia tetap setia mendampingi Suriah dengan berusaha mengajak semua pihak yang terlibat dalam konflik Suriah duduk bersama mencari jalan keluar secara damai
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Ketika 70% negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Suriah menarik Duta Besarnya dan menutup kantor kedutaan, pemerintah Indonesia masih tetap mempertahankan Duta Besar dan membuka KBRI seolah tidak terjadi konflik di Suriah. Bahkan hingga saat ini, negara-negara arab dan teluk sebagian masih menutup kantor kedutaan.
Kedua, Ketika krisis Suriah terjadi para alumni Suriah tidak tinggal diam, mereka sibuk meluruskan pemberitaan tentang perang Suriah yang telah dibelokkan dan dibumbui dengan berita hoaks. Ikatan Alumni Syam Indonesia tak lelah untuk menjelaskan kepada media dan masyarakat Indonesia tentang apa yang sebenarnya terjadi di negeri Syam ini.
Al Syami berkolaborasi dengan Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS) dan instansi pemerintah mengadakan konferensi dan talk show dengan mendatangkan narasumber para ulama dari Suriah. Tokoh-tokoh besar Suriah seperti Syeikh Wahbah Zuhaili, Syeikh Mohammad Taufik Albuthi (Ketua Persatuan Ulama Syam), Syeikh Adnan Afyuni (Mufti Damaskus), Syeikh Syarif Sowwaf (Rektor Univ. Biladus Syam) dan lain-lain.
Baca Juga: Viral, Surat Suara di Taiwan Sudah Dicoblos Paslon Nomor Urut 3, KPU: Hoaks
Para ulama yang langsung datang dari Suriah ini dihadirkan Al-Syami sejak tahun 2013 hingga 2019 untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di Suriah ke berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Pekalongan, Yogyakarta, Medan, Riau dan Pelembang.
Puncaknya Al-Syami berkolaborasi dengan berbagai Instansi dan Ormas Islam menyelenggarakan seminar kebangsaan "Jangan Suriahkan Indonesia" menghadirkan Narasumber Mufti Damaskus Syeikh Adnan Afyuni dan Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Drs. Djoko Harjanto dan Dubes Suriah untuk RI, Dr. Ziyad Zahrudin. Seminar tersebut diselenggarakan pada 1 November 2018.
Kedekatan Al Syami dengan para ulama Syam dan kegigihanya untuk membantu menyelesaikan konflik Suriah minimal dengan memberikan informasi yang benar tentang krisis Suriah mendapat apresiasi yang cukup besar dari pemerintah Suriah.
Baca Juga: Dampak Tak Pernah Ganti Celana Dalam
Diplomasi pemerintah Indonesia yang tidak meninggalkan Suriah saat kondisi susah dan kecanggihan Assyami untuk turut berkontribusi mendekatkan pimpinan ulama-ulama Syam dengan masyarakat Indonesia dan meluruskan pemberitaan terkait konflik Suriah akhirnya membuahkan hasil yang baik, yaitu pemberian beasiswa pendidikan untuk pelajar Indonesia.
Tahun lalu Al Syami menyeleksi 30 pelajar terbaik untuk memperoleh beasiswa S1 di Univ. Biladus Syam, tapi yang memperoleh muwaqoh (persetujuan) dari Kementerian Wakaf Syria sebanyak tujuh belas pelajar.
Tahun ini seleksi telah dilaksanakan diberbagai kota seperti Tangerang, Bandung, Magelang, Jombang dan Riau. Mudah-mudahan jumlah beasiswa akan sama dengan tahun lalu.
Baca Juga: Hindari Cara ini pada Wajan Antilengket Agar Tidak Cepat Rusak
(Penulis adalah Direktur Rahmatan Lil Alamin Center (RAHMI))
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News