GRESIK, BANGSAONLINE.com - Calon Ketua DPRD Gresik asal PKB, Fandi Akhmad Yani mengapresiasi kreativitas pembuatan warung kopi (warkop) sampah di Jalan Kramat Langon No.58 Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik.
Keberadaan warkop yang belakangan banyak menyita perhatian publik itu memang terbilang unik. Pasalnya, pemilik menerapkan manajemen penjualan berbeda dengan warkop pada umumnya.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Penikmat kopi tak perlu merogoh kocek apabila ingin menikmati secangkir kopi. Pengunjung cukup membawa sampah sebagai alat pembayaran, seperti kertas, kardus, serta bahan-bahan dari plastik yang laku ekonomis.
Untuk pengelolaan sampah, pemilik warkop sampah, Nunki Abdurrahman (26), bekerja sama dengan Karang Taruna Sidokumpul yang diketua Imam Wahyu (40).
Sampah-sampah itu kemudian diolah menjadi berbagai macam kerajinan, mulai dari lampu hias, pot bunga, hingga beberapa kursi plastik dan meja hias, untuk dijual secara langsung maupun online.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Gus Yani, begitu sapaan akrab Fandi Akhmad Yani, menyatakan inovasi dan kreasi yang dilakukan Nunki bersama Kartar Sidomukti layak diapreasiasi. "Kreativitas pemilik warkop ini bisa menjadi energi baru generasi solusi dalam mengatasi persoalan sampah," kata Gus Yani di sela-sela ngopi di Warkop sampah, Sabtu (7/9).
Politikus milenial ini menganggap sumber daya manusia (SDM) unggul begitu tampak dari gerakan yang dilakukan pengelola warkop sampah. "Adanya embrio entrepreneurship yang tidak hanya sekedar mencari profit, tetapi juga sadar akan dampak lingkungan," jelas Gus Yani.
Tak hanya menikmati kopi warkop sampah, Gus Yani juga berbagi pengalamannya sebagai pengusaha muda kepada generasi milenial yang sedang nongkrong. Tak lupa, dia juga meminta masukan dari para pemuda.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Dirinya berharap, semangat warkop sampah bisa menular pada generasi milenial di Kota Pudak. "Semoga kopi sampah juga lahir di kampung-kampung lainnya," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News