PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Untuk yang kedua kalinya pemuda asal Desa Kauman, Somoroto (Wisnu HP) dipercaya Kedubes RI di Negara Azerbaijan untuk mempresentasikan sebuah karya seni budaya pencak silat PSHT.
Dalam lawatannya tersebut, Wisnu HP bersama enam atlet PSHT Ponorogo bertolak ke negara Azerbaijan dalam rangka Indonesian Culture Festival ke-4 tahun 2019 yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia Baku-Azerbaijan pada tanggal 11 hingga 19 September 2019.
Baca Juga: Bupati Ponorogo Optimis Reyog akan Diakui UNESCO Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Dalam keterangannya, Wisnu Hp saat dihubungi via WhatsApp mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang telah mendukung PSHT Cab. Ponorogo, dalam mempresentasikan sebuah karya seni yang merupakan kolaborasi pencak silat dengan Kesenian Reyog Ponorogo.
Selain itu juga merupakan misi pelestarian dan pengenalan Budaya Asli dari Indonesia yang berasal dari Kabupaten Ponorogo. Dalam penggarapan karya ini, Wisnu Hadi Prayitno sebagai koreografer memadukan seni pencak silat dan kesenian Reyog Ponorogo.
"Karakter Warok Ponorogo dipilih sebagai penggambaran sosok yang dikenal sebagai seseorang yang "menguasai ilmu" (ngelmu) dalam pengertian Kejawen, dalam hal ini adalah ilmu kanuragan," terangnya.
Baca Juga: Lestarikan Budaya, Tridi21 Studio Garap Film Web Series Legenda Ponorogo "Golan Mirah"
Tentunya ini adalah wujud nyata Masyarakat Ponorogo dalam mendukung Pencak Silat untuk UNESCO sebagai Warisan Dunia Tak Benda atau intangible cultural heritage of humanity dan menjadi bagian bidang olahraga di perhelatan olimpiade.
Dalam pertunjukannya di kali ke-2 ini, sebuah harapan besar di masa yang akan datang, kerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga beserta Kedutaan Besar Republik Indonesia Baku-Azerbaijan akan terus terjalin.
Hal tersebut mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam rangka peningkatan mutu, pelestarian budaya, dan promosi Kesenian Reyog di Tingkat Internasional sebagai upaya mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia Tak Benda atau intangible cultural heritage of humanity. (nov/ian)
Baca Juga: Kembangkan Kualitas Pembarong, Yayasan Reyog Ponorogo Gelar Pendidikan dan Pelatihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News