JEMBER, BANGSAONLINE.com - Ratusan petani di Jember mempertanyakan mangkraknya puluhan alat mesin pertanian (alsintan) bantuan dan hibah dari Kementerian Pertanian yang ada di halaman kantor Dinas Pertanian dan Hortikuktura kabupaten setempat. Pasalnya, setelah sebelumnya dapat digunakan oleh para petani, namun sejak setahun yang lalu alat modern tersebut tidak bisa lagi digunakan dengan alasan belum ada rekom dari Bupati Jember dr. Faida.
Ratusan petani itu tergabung dalam kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember. Mereka menggelar rapat dengar pendapat di Aula Kantor Dinas Pertanian yang ditemui langsung Sekdin Pertanian Sujono dan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Dedi Nurahmadi, Rabu (18/9/2019) siang.
Baca Juga: Gelar Patroli, Satpol PP Jember Pastikan Tempat Hiburan Malam Tak Beroperasi saat Ramadan
"Sejak setahun lalu, alat-alat ini mangkrak dan saya yakin sekarang pun sudah tidak bisa dioperasikan. Karena gak pernah dihidupkan, dan akinya pasti soak. Padahal ini bantuan dari tahun 2017 dan 2018 dari Kementerian," kata Ketua KTNA Jember Sucipto saat dikonfirmasi wartawan di sela rapat dengar pendapat.
Puluhan alsintan itu sebelumnya sudah direalisasikan dan sudah bisa dioperasionalkan kepada para petani. Bahkan juga sudah ada gerobak dan garasi untuk tempat alat pertanian ini. "Karena memang hanya bisa digunakan di wilayah Selatan, karena lokasi pertanian yang sesuai untuk di sana, bisa dipinjam-pakaikan. Tapi sejak setahun lalu, sama bupati ditarik lagi ke Dinas Pertanian," ungkapnya.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Pj Gubernur Jatim Gelar Pasar Murah di Jember
Semisal mau dipakai, kata pria yang juga petani ini, disuruh membuat proposal yang diajukan kepada bupati. "Karena pinjam pakai harus langsung ke bupati. Sudah kita ajukan, tetapi sampai sekarang kita tidak tahu kenapa tidak dapat izin menggunakan dari bupati. Ini membuat kita kebingungan," ungkapnya.
Padahal, dengan adanya alat pertanian yang terdiri dari Harvester, Handtractor, Combine, dan lain-lain itu, petani sangat diuntungkan. "Biaya operasional murah, apalagi saat panen itu, sangat membantu. Kemudian losis atau hilangnya itu sangat berkurang, sampai 3 persen. Ini sangat menguntungkan bagi petani," ujarnya.
Baca Juga: Menteri PPPA Bahas Stunting di Jember
"Lah alat ini mangkrak di Dinas Pertanian ini untuk apa? Mau jadi museum ta? Atau hanya untuk pameran? Padahal kondisinya sekarang kehujanan, kepanasan, rusak ini. Saya yakin akinya rusak ini, karena 1 tahun tidak dihidupkan," tukasnya.
Untuk itu, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah kalau ingin pertanian Jember maju. "Lumbung pangan sejak tahun 2017 di Bulog harus dipertahankan. Kalau alatnya mangkrak begini, nilainya miliaran ini, tapi tidak bisa dimanfaatkan," tandasnya.
"Katanya harus sertifikasi kelompok (tani), tapi sampai sekarang tidak bisa digunakan alat pertanian ini," imbuhnya.
Baca Juga: Factory Tour Bupati Jember ke PT Intidaya Dinamika Sejati
Sementara itu, Ketua HKTI Jember Jumantoro menyampaikan, dengan mangkraknya alsintan ini, sangat merugikan pertanian. "Kami merasa sangat kecewa, karena bicara ketahanan pangan harus didukung teknologi. Lah ini alat-alatnya mangkrak, kan malah tidak memberikan manfaat. Padahal alat-alat ini sangat dibutuhkan petani," katanya.
"HKTI berharap ada perhatian. Jangan hanya menunggu dari bupati, mau sampai kapan? Kami berharap ada perhatian, agar petani ini diuntungkan, wis wayahe petani terlayani, bukan terbebani," tandasnya.
"Ini kurang serius pemerintah menanggapi. Makanya jangan hanya Plt petugas lillahitallah itu yang mengurusi kebijakan. Jika ada persoalan ini jadi bisa teratasi. Kalau bisa anggota DPRD pun juga harus turun untuk segera melihat, kan fresh semua. Kalau begini caranya, lebih baik saya ganti bupati," sambungnya.
Baca Juga: Bupati Jember Hadiri HUT ke-12 PT Rolas Nusantara Medika
Diketahui saat berita ini ditulis, rapat dengar pendapat antara ratusan petani dengan Dinas Pertanian masih berlangsung. Sekdin Pertanian Sujono masih belum bisa dikonfirmasi. (jbr1/yud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News