TUBAN, BANGSAONLINE.com - Gempa yang terjadi di Kabupaten Tuban sebanyak dua kali ternyata terasa hingga di berbagai daerah, Kamis (19/9). Kepala BMKG Tuban Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, gempa itu terasa juga di Madura, Malang, Denpasar, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima III MMI. Getarannya dirasakan nyata dalam rumah.
Kemudian, juga di Cilacap, Purworejo, Yogyakarta, Lumajang, Tuban, Trenggalek, Surabaya, Bandung II-III MMI. Namun, getaran hanya dirasakan ringan oleh beberapa orang, serta benda-benda yang digantung bergoyang.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Desindra menjelaskan, gempat terjadi di lokasi 6.40 LS 111.84 BT (58) Km Barat Laut Tuban - Jatim. Menurutnya, gempa kali ini tidak berpotensi tsunami, meski terjadi sebanyak dua kali. "Pertama Gempa Magnitude 5.6 skala richter (SR) terjadi pukul 14:06:31. Sedangkan, gempa susulan kedua terjadi pukul 14:31:59 dengan kekuatan 6.0 SR. Gempa dengan kedalaman 656 kilometer itu tidak berpotensi tsunami, namun dirasakan sekitr 3 MMI," terang Desindra.
(Kepala BMKG Tuban, Desindra Deddy Kurniawan)
Baca Juga: Peduli Gempa Tuban, TNI AL Bagikan 1.000 Paket hingga Pendampingan Trauma Healing
Ia menjelaskan, berdasarkan analisis BMKG, dua gempa tektonik di wilayah Laut Jawa ini berselisih waktu 25 menit dan berjarak episenter 21 Kilometer. "Dari gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=6,1 dan Mw=6,0. Episenter gempa bumi pertama terletak pada koordinat 6,1 LS dan 111,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Timur Laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada kedalaman 620 km," ujarnya.
"Sedangkan Episenter gempa bumi kedua terletak pada koordinat 6,24 LS dan 111,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km arah Timur Laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah pada kedalaman 623 km. Kalau jarak dari Tuban-Jatim 58 kilometer Barat Laut, tepatnya di lokasi 6.40 LS 111.84 BT," terangnya.
Lebih lanjut, Desindra mengatakan gempa bumi itu disebabkan aktivitas subduksi. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Baca Juga: Ibadahsg Pte Ltd Singapura Bantu Korban Gempa Bumi di Pulau Bawean
Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Selain itu, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," bebernya. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News