SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jawa Timur sebagai provinsi besar memiliki banyak masalah yang kompleks. Termasuk letak geografis provinsi paling Timur pulau Jawa ini yang memiliki kontur rawan bencana. Karena itu, potensi bencana bisa datang setiap saat.
Pengasuh majelis taklim Al Munawwarah, Gus Anom bin Syeikh Arifin bin Ali bin Hasan mengakui secara geografis Jawa Timur rawan bencana alam. Namun dengan berdoa dan bersalawat, ia yakin Jawa Timur terhindar dari bencana alam dengan skala besar.
Baca Juga: Bakal Gelar Kongres Ke-18, Khofifah Bersama PP Muslimat NU Silaturahmi dengan Menag RI Nasaruddin
"Tugas kita berikhtiar, meminta kepada Allah agar dijauhkan dari bala' atau bencana. Caranya dengan berdoa dan bersalawat," tutur Gus Anom, Jumat (4/10) malam.
Gus Anom mengungkapkan para jamaah majelis taklim Al Munawwarah juga mendoakan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai pemimpin agar diberi kekuatan dalam memimpin Jawa Timur.
Menurut putra tertua Syeikh Arifin ini, untuk memimpin provinsi sebesar Jawa Timur ini, perlu ada dukungan spiritual. Karena itu sebagai warga Jawa Timur, dirinya punya kewajiban untuk mendoakan pemimpin.
Baca Juga: Usung 2 Inovasi, Jatim Raih Penghargaan Provinsi Terinovatif di IGA 2024
"Alhamdulillah, Bu Khofifah dan Mas Emil orangnya sangat religius. Mereka juga penggemar salawat seperti mayoritas warga Jatim. Karena itu kita harus doakan agar mereka selalu diberi kekuatan dan kesehatan untuk memimpin Jawa Timur," urai Gus Anom.
Dai yang punya puluhan jamaah artis ibu kota ini menjelaskan, majelis taklim Al Munawwarah di Surabaya ada di Bratang Gede, Wonokromo. Majelis rutin bulanan digelar tiap hari Sabtu malam, minggu pertama. Sedangkan majelis rutin mingguan dilaksanakan setiap Ahad malam.
Gus Anom mengakui, selama ini ia lebih banyak mengisi pengajian di Jakarta, Kalimantan dan Papua. Namun mulai tahun ini, ia akan rutin membina majelis taklim di Surabaya.
Baca Juga: Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
"Insya Allah, saya istiqomah memimpin majelis taklim di Surabaya ini. Bagaimanapun saya berasal dari kota ini. Asli Jawa Timur. Seperti kata pepatah, setinggi-tingginya bangau terbang akhirnya ke pelimbahan juga," ujarnya memberi perumpamaan. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News