BANYUWANGI (bangsaonline)
Ketika perhelatan Banyuwangi Etno Carnival digelar, di pojokan alun-alun, yang menjadi pintu masuk para undangan, sekelompok anak muda seusia belasan tahun, memainkan gamelan khas Banyuwangi. Dialah seniman-seniman cilik dari Padepokan Seni Dewi Sekartaji dari Desa Curah Pacul, Kecamatan Muncar.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Mereka memang hampir rutin dilibatkan dalam acara-acara budaya di Banyuwangi. Bahkan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kerap mengundang secara pribadi untuk tampil di acara-acara pribadi atau kedinasan.
Adalah Eko Ari Bawanto, sarjana lulusan Sekolah Tinggi Kerawitan Wilwatikta (STKW) jurusan seni tari, tahun 2009, memutuskan pulang ke daerah, di Muncar.
Dia lalu mengumpulkan siswa-siswa sekolah dasar, dan mendidiknya. Mulai dari tari dan gamelan Banyuwangian. Untuk pelatih gamelan dia bekerja sama dengan Sutaji, sarjana lulusan Unesa.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
“Awalnya, saya tak mempunyai peralatan. Kami hanya berlatih seadanya. Lalu, saya mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit tabungan untuk melengkapi alat. Hingga akhirnya kita mendapat bantuan dari Pemkab Banyuwangi. Kini, alat kami sudah lengkap,” kata Eko,yang kini menjadi staf Kebudayaan di Dinas Pariwisata Pemkab Banyuwangi ini.
Gamelan Banyuwangi ini meliputi kendang, bonang, slentem, saron, peking, angklung, tambur dan rebana. “Jika ditotal semuanya sekitar Rp 20 juta,” hitung Eko.
Setelah lima tahun berlatih bersama, akhirnya mereka muncul sebagai jawara di berbagai lomba. Bulan Mei lalu, mereka menjadi Juara Pertama, festival musik bambu tingkat nasional di Yogyakarta.
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
Prestasi lain yang diraih adalah Lima Terbaik nonrangking untuk Pekan Seni Pelajar se-Banyuwangi tahun 2011, Juara Pertama Festival Seni Siswa Nasional tingkat Kabupaten, Juara Pertama Festival Seni Siswa Nasional tingkat Provinsi. “Adik-adik akan berlaga di Festival Seni Siswa Nasional tingkat Nasional tahun depan,” kata Eko.
Di luar musik, lima anggota Padepokan Seni Dewi Sekartaji ikut dalam pertukaran pelajar deni musik di Makassar. Kelompok ini juga meraih Juara dua Ferstival Teater Tradisional tingkat Jatim, di Grand City Surabaya tahun ini, dengan mengambil tema Janger.
“Sekarang kami terus melakukan regenerasi. Ada 15 siswa SD yang saat ini kami siapkan. Kalau tari kami mempunyai anggota 70 anak,” tandas Eko. “Untuk operasional, kami menyisihkan uang tanggapan. Umumnya, sekali tanggapan nilainya Rp 1,5 juta,” tambah Eko.
Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon
Yang membanggakan, semua anggota Padepokan Seni Dewi Sekartaji ini, bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di sekolah negeri melalui jalur PMDK dan mendapatkan beasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News