BLITAR, BANGSAONLINE.com - Bupati Blitar Rijanto buka suara terkait dugaan bullying terhadap salah satu siswa SMP di Kecamatan Doko. Dengan ramainya pemberitaan terkait kasus bullying ini, Rijanto menginstruksikan Dinas Pendidikan untuk segera menangani.
Selain Dinas Pendidikan, bupati juga meminta Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk mengawal kasus ini.
Baca Juga: Cegah Bullying, Polisi Edukasi Pelajar SDN Janti Tulangan Sidoarjo
Dinas terkait ini, kata dia, harus berkoordinasi dan melakukan klarifikasi agar permasalahan tidak melebar dan segera menemui titik terang.
"Jangan sampai bullying ini kemudian mengganggu proses pendidikan. Untuk itu, secara tegas saya instruksikan dinas terkait segera turun tangan," ungkap Rijanto, Selasa (5/11).
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Budi Kusuma mengatakan, pihaknya telah mendatangi sekolah untuk mengklarifikasi masalah ini. Saat ini Dinas Pendidikan tengah mengupayakan agar korban mau bersekolah lagi. Dinas Pendidikan memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan, jika korban mau bersekolah lagi.
Baca Juga: Ada Yel-Yel Cinta Mak Rini saat Pembinaan Kepsek dan Guru, Begini Penjelasan Kadindik Blitar
"Kami sedang mengupayakan agar anak ini mau kembali ke sekolah," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, orangtua siswa kelas VII sebuah SMPN di Kabupaten Blitar mengadu ke Satreskrim Polres Blitar. Pengaduan ini dilakukan setelah si anak trauma tak mau sekolah karena menjadi korban bullying teman-temannya sendiri.
Keterangan keluarga, korban mendapatkan tindakan bullying terakhir saat Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10) lalu. Korban sempat pingsan dan diantar pulang ke rumah oleh pihak sekolah. Sebelumnya korban juga sudah beberapa kali mengeluhkan sakit di bagian tubuhnya. Keluarga juga sempat membawa korban ke RSUD Ngudi Waluyo untuk memeriksakan keluhan korban.
Baca Juga: Kominfo Goes To School Hadir di SMAN 1 Srengat, Bupati Blitar: Manfaatkan Medsos yang Baik dan Bijak
Menggapi aduan ini, Unit PPA merespon cepat dengan langsung melakukan penyelidikan serta memintai keterangan keluarga korban dan korban. Selain itu, petugas juga menggali informasi ke sekolah tempat aksi bullying tersebut dilakukan.
"Kanit PPA sudah koordinasi dengan P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Kabupaten Blitar. Proses trauma healing kami utamakan. Karena berdasarkan informasi hal ini kan sesuatu yang sudah berulang kali dialami korban. Untuk itu kita pulihkan dulu psikis korban sambil berjalan proses penyelidikan," jelas Kapolres Blitar AKBP Budi Hermanto. (ina/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News