Warga Desa Madung, Kecamatan Kokop mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Bangkalan. Mereka
melaporakan bahwa terdapat oknum perangkat desa yang sengaja memotong bantuan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) sebesar Rp 100 ribu per-orang.
Dari
informasi yang dihimpun BangsaOnline.com tercatat sebanyak sembilan dusun di Desa Madung Kecamatan
Kokop yang diduga melakukan pemotongan dana PSKS yang merupakan program kompensasi kenaikan BBM tersebut.
Salah satu korban pemotongan dana PSKS tersebut adalah Kamah (54), ia menceritakan bahwa pada saat itu istrinya menghadiri sebuah pertemuan yang diadakan oleh aparatur desa. Dalam pertemuan tersebut kemudian tiap orang dimintai uang sebesar Rp 100 ribu agar memperoleh undangan pengambilan dana PSKS sebesar Rp 400 ribu. Namun akhirnya istrinya tidak memperoleh undangan tersebut karena tidak menyerahkan uang Rp 100 ribu terlebih dahulu. "Istri saya waktu itu menghadiri, lalu diminta uang sebesar Rp
100 ribu, karena istri saya tidak ngasi uang maka tidak dikasih undangan,
akhirnya tidak dapat", terangnya.
Sementara itu, saat mengawal warga, Direktur Democracy Studies (CiDe) Bangkalan Mathur Khusairi, menuturkan
ada salah satu oknum perangkat Desa atau aparatur Desa yang membagikan undangan terhadap warga sambil menarik pungutan terhadap calon penerima undangan. "Oknum
menarik pungutan kepada penerima, namun kalau tidak ngasi tidak dikasihkan surat undanganya", paparnya.
Bantuan PSKS ini merupakan program yang digagas oleh Jokowi
sebagai konpensasi dari dampak kenaikan BBM yang semestinya dapat diambil langsung oleh penerima melalui kantor pos. "Namun ini langsung di hendel kepala desa, ada
sebanyak 1000 penerima yang dipotong dari 9 Dusun Desa Madung
Kec, Kokop," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News