JAKARTA(BangsaOnline) Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang terpilih secara aklamasi dalam Munas Golkar di Nusa Dua Bali mengancam akan membekukan kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah tingkat I mau pun tingkat II yang menghadiri Musyawarah Nasional tandingan yang akan diadakan Presidium Penyelamat Partai Golkar pada Januari 2015 mendatang. Menurut Aburizal, Munas yang sah adalah yang digelar di Bali. Selain Munas Bali, kata Aburizal, tidak sesuai dengan aturan partai.
Ia menegaskan, ancaman sanksi terhadap pengurus DPD I dan DPD II yang menghadiri munas tandingan telah diputuskan dalam Munas IX Partai Golkar, di Bali, Rabu (3/12/2014).
Baca Juga: Maju Jadi Ketua Golkar Gresik, Andi Fajar Yulianto Minta Restu ke Ahmad Nurhamim
"Jadi, Munas IX sudah memutuskan siapa yang hadir ke Munas selain ini maka diberi wewenang kepada DPD satu tingkat, atau kepada DPP untuk membekukan kepengurusan DPD tersebut," kata Aburizal, Rabu malam.
Seperti diberitakan, Agung Laksono membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar yang beranggotakan tokoh Golkar dari lintas generasi. Presidium itu dibentuk sebagai perlawanan dan ketidasetujuan dengan penyelenggaraan Munas IX di Bali. Munas Golkar pun memutuskan memecat Agung dan sejumlah kader lain yang bergabung dalam presidium. Pemecatan diputuskan dan disetujui oleh seluruh peserta Munas IX.
Menteri Hukum dan HAM yang juga Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Yasonna H Laoly, mengatakan, jalan yang dihadapi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla semakin berat dengan terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2014-2019. Menurut dia, keberadaan Aburizal akan semakin menyolidkan Koalisi Merah Putih yang mengambil peran sebagai oposisi.
Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik
"Tentu tidak mudah, kalau enggak kan sudah enak banget. Tapi, saya percaya kalau program baik untuk rakyat, rakyat pasti dukung kita. Saya tidak yakin parpol mau mengorbankan dirinya, mentorpedo program-program yang baik untuk rakyat. Itu namanya bunuh diri politik," kata Yasonna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/12/2014).
Ia mengatakan, meski berat, pemerintah harus menghadapi segala rintangan. Untuk memperkuat posisi, kata dia, pemerintah bekerja sebaik-baiknya.
"Kami hadapai saja dengan kerja. Kalau ada resistensi politik, itu kita hadapi saja dengan terbuka, dan tentu akan kita buka terus komunikasi politik dengan semua fraksi yang ada di DPR," kata Yasonna.
Baca Juga: Jadi Kandidat Ketua DPD Golkar Gresik, Anha: Regenerasi Saya Sudah 4 Periode
Seperti diberitakan, Aburizal terpilih secara aklamasi setelah mendapat dukungan 534 surat dukungan dari 537 pemegang suara sah. Tiga suara yang tidak diakui adalah suara dari ormas sayap Golkar, yaitu Kosgoro, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI).
Sesuai AD/ART Munas IX, seorang calon ketua umum terpilih secara aklamasi apabila mendapat dukungan lebih dari 50 persen pemegang hak suara. (kps/lan/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News