Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
76. Wa-in kaaduu layastafizzuunaka mina al-ardhi liyukhrijuuka minhaa wa-idzan laa yalbatsuuna khilaafaka illaa qaliilaan.
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dan sungguh, mereka hampir membuatmu (Muhammad) gelisah di negeri (Mekah) karena engkau harus keluar dari negeri itu, dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak akan tinggal (di sana), melainkan sebentar saja.
77. Sunnata man qad arsalnaa qablaka min rusulinaa walaa tajidu lisunnatinaa tahwiilaan.
(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.
TAFSIR AKTUAL
Ayat sebelumnya adalah warning, agar nabi Muhammad SAW tidak berlebihan toleran terhadap kaum kafir. Ya, karena mereka akan menjadikan Nabi sebagai teman dekat yang penurut dan mudah diakali. "idzan laittakhadzuuka khaliilaan". Bayangkan, mereka meminta Nabi mendukung kelompok mereka dan memuliakan sesembahan mereka setahun saja. Dan setelah itu mereka bersedia memeluk agama islam. Apa mungkin?
Klik Berita Selanjutnya