JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Dua tempat wisata di Kabupaten Jombang terpaksa ditutup. Namun penutupan tak bersifat permanen, melainkan hanya sementara lantaran cuaca ekstrem.
Tempat wisata tersebut yakni Goa Sigolo Golo yang berada di lereng Gunung Anjasmoro di Desa pangklungan, Kecamatan Wonosalam, serta Kedung Cinet yang menyerupai Grand Canyon yang berada di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tanam Pohon Bersama PLN dan Perhutani, Wujud Nyata Kolaborasi Peduli Lingkungan
Humas Perhutani Jombang, Priyono mengatakan, penutupan tempat wisata dilakukan mengingat cuaca saat ini sangat ekstrem. Sehingga dikawatirkan terjadinya bencana longsor dan banjir.
Oleh karena itu, dari Perhutani atau dari Divisi Regional Jatim meminta wisata yang rawan agar ditutup dalam bulan-bulan ini.
“Dua tempat wisata ini dikelola oleh Perhutani, karena lokasinya bertempat di wilayah rawan bencana (longsor dan banjir), maka pihak Divisi Regional Jatim meminta agar menutup untuk sementara,” ucapnya saat ditemui di Kantor Perhutani, Senin (13/01/2020).
Baca Juga: Dukung Program Ketahanan Pangan, Polsek Kabuh Manfaatkan 4 Hektare Lahan Kosong
Dijelaskan, masih kata Priyono, di lokasi Goa Sigolo Golo terdapat sungai besar, sehingga dikawatirkan jika terjadi hujan deras memakan korban. Sedangkan di Kedung Cinet juga tak berbeda, lokasinya di aliran sungai.
(Kedung Cinet, Miniatur Grand Canyon di Plandaan)
Baca Juga: Desak Ketua LMDH Budi Daya Satak Mundur, Kantor Perhutani Kediri Didemo Warga
“Pengunjung biasanya bermain di aliran sungai, untuk mencegah adanya korban jiwa makanya ditutup,” tegasnya.
Di Jombang sendiri ada beberapa titik tempat wisata yang dikelola oleh Perhutani, di antaranya Goa Sigolo Golo, Selo Lapis, Bukit Pinus, Kedung Cinet, serta Ngebleng yang berada di wilayah Nganjuk.
Sementara, meskipun lokasi wisata tersebut ditutup, masih saja terlihat ada pengunjung yang datang. Seperti yang terjadi di wisata Goa Sigolo Golo, walaupun sudah ada spanduk pemberitahuan bahwa tempat wisata ditutup yang terpasang di pintu masuk.
Baca Juga: Karo SDM Polda Jatim Apresiasi Langkah Polres Kediri Dukung Asta Cita Program Swasembada Pangan
Salah satu pengunjung, Eko Hariono warga asal Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung mengatakan jika ia sudah mengetahui kalua tempat wisata Goa Sigolo Golo ditutup untuk sementara. Namun, dirinya tetap ingin menikmati suasana keindahan alam di lokasi itu.
“Sudah tahu kalau ditutup, tapi masih ingin lihat pemandangan disini. Ya kalau cuaca terlihat berubah mendung mendingan pulang. Ya tetap hati-hati,” tuturnya.
Baca Juga: Polres Kediri Dukung Program Kerja 100 Hari Asta Cita
Di sisi lain, akibat dari ditutupnya lokasi wisata Goa Sigolo Golo tersebut, berdampak pada pedagang warung yang berada di dalam lokasi wisata ini. Seperti halnya pemilik warung, Neni Nuryana (39), warga Dusun Sranten, Desa Pangklungan, Wonosalam. Dirinya mengeluhkan mata pencahariannya berkurang.
“Sejak ditutup tanggal 27 Desember 2019, saya kalang kabut mas, karena cuma warung ini mata pencaharian saya. Sebelum ditutup kalua hari biasa dapat 100 ribu, tapi kalua hari Minggu atau libur bisa mencapai 500 ribu. Sekarang ditutup ya sepi, tidak dapat apa-apa,” pungkasnya. (aan/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News