Banyak Ditolak Warga, Kegiatan Safety Briefing di Dispendukcapil Pacitan Batal

Banyak Ditolak Warga, Kegiatan Safety Briefing di Dispendukcapil Pacitan Batal Kalak BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo. (foto: Yuniardi Sutondo/BO)

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Upaya Pemkab Pacitan untuk memberikan safety briefing kebencanaan pada masyarakat yang tengah memanfaatkan fasilitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil), kurang diminati.

Hal ini tampak saat BPBD memberikan edukasi kepada ASN dan masyarakat yang tengah berada di sentra pelayanan publik tersebut. Banyak para pemohon adminduk di Dispendukcapil Pacitan yang enggan mengikuti kegiatan. Akhirnya, kegiatan pun dibatalkan.

Baca Juga: Pacitan Jadi Salah Satu Wilayah Lengkap Sinergi Sertifikasi

Kegiatan safety briefing hanya diikuti perwakilan karyawan dan karyawati di lantai dua gedung Dispendukcapil. Sedangkan masyarakat pemohon yang mestinya mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana secara mandiri, menolak ikut kegiatan itu. Banyak dari mereka yang justru agar meminta proses pelayanan tetap dilanjutkan.

Untuk kegiatan safety briefing kemarin, tim dari BPBD telah menetapkan beberapa lokasi sebagai titik kumpul yang dipandang aman seandainya terjadi guncangan gempa yang berpotensi tsunami. Di antaranya, di depan gedung PKK, halaman pendopo, halaman parkir belakang gedung BPKAD.

Sementara itu hingga berita ini ditulis, Kepala Dispendukcapil Pacitan Supardianto belum bisa dimintai keterangan seputar batalnya kegiatan safety briefing yang melibatkan masyarakat.

Baca Juga: Pemkab Pacitan Imbau Pengusaha Segera Bayarkan THR Karyawannya

Sebagaimana diketahui, Selasa (28/1) kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dan Satpol PP melakukan safety briefing kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) Pacitan.

Didik Alih Wibowo, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Pacitan mengatakan, kegiatan tersebut guna memberikan edukasi dan petunjuk bagi seluruh karyawan dan karyawati, sehingga mereka bisa melakukan antisipasi ketika terjadi musibah bencana gempa dan tsunami.

"Hasil yang diharapkan, mereka (para ASN, Red) akan mampu mengevakuasi diri sendiri dan masyarakat yang tengah berada di sekitarnya seandainya terjadi gempa dan tsunami," kata Didik saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/01/2020).

Baca Juga: Bantu Rehab Rumah Kaum Duafa di Pacitan, Baznas Jatim Gelontorkan Dana Rp175 Juta

Didik berharap dengan tertanamnya metode penyelamatan diri tersebut, para ASN bisa menjadi pemandu bagi masyarakat terutama di instansi pelayanan seperti halnya Dispendukcapil.

"Sebab mereka akan kita edukasi bagaimana pedoman penyelematan seandainya terjadi gempa dan tsunami. Titik mana mereka harus mengevakuasi diri dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah terpasang," jelas pejabat eselon III A ini pada wartawan. (yun/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO