BANGSAONLINE.com – Dunia klub malam dan suka house musik, menjadikan manusia rentan untuk bunuh diri. Sebuah pernyataan di Pengadilan St Pancras Coroner's menyebut bahwa musik klub dapat menjadikan penikmatnya dalam posisi sulit dan kesepian.
Ini disampaikan DJ Katie Hopkins, yang dikenal sebagai Katie Smiles, saat dimintai keterangan terkait tewasnya DJ top dunia Lucy Stone, yang diduga bunuh diri.
Baca Juga: 5 Tips Mengatur Barang Bawaan di Koper saat Traveling
DJ top dunia, Lucy Stone (38) yang biasa tampil di klub-klub papan atas, seperti Ministry of Sound dan HedKandi, serta acara selebritis, serta setiap hari terbang sejauh 100 mil antara rumahnya di London, ke Abu Dhabi dan Dubai, untuk tampil, ditemukan tewas remuk redam, di pelataran apartemen, kawasan Hampstead, London.
Lucy ditemukan tewas pada 4 September. Dua hari sebelumnya, Dia terbang dari Bandara Heathrow pada 2 September. Beberapa minggu sebelumnya, dia putus dari Andre, pacarnya setelah berhubungan lima tahun. Lalu dia pacaran dengan JJ, namun hanya sebentar. Lucy bunuh diri hanya beberapa hari setelah putus dari JJ.
Lucy menghabiskan malam terakhirnya bersama sahabatnya dan sesama DJ, Katie Hopkins, yang dikenal sebagai Katie Smiles.
Baca Juga: 8 Langkah Mudah Merawat Sepatu Lari agar Awet Bertahun-tahun
Lucy kemudian dilaporkan hilang pada hari berikutnya ketika dia mengirim pesan WhatsApp ke keluarganya mengatakan dia berjuang untuk melawan dorongan bunuh diri. Dan beberapa jam kemudian, dia ditemukan remuk redam di lantai dasar apartemen.
Katie, yang tinggal bersama Lucy di Abu Dhabi, mengatakan bahwa temannya itu memang tampak kelelahan sebelum dia tampil di Doha, Qatar.
"Dia luar biasa. Dia adalah cahaya yang bersinar dalam hidup saya dan seorang teman yang tak tergantikan. Kematiannya yang tiba-tiba telah mengejutkan saya. Karier Lucy luar biasa. Dia berada di puncak permainannya, bekerja untuk klub-klub top dan promotor dalam bisnis ini," ujar Katie.
Baca Juga: Modena Kenalkan Water Heater dan Mesin Cuci Terbaru di Kediri
Lucy memberi tahu bosnya bahwa dia akan sakit selama satu minggu setelah dia berpisah dari pacarnya, JJ. Pasangan ini mulai berkencan tidak lama setelah Lucy putus dari Andre, pada bulan Agustus. Lucy dan Andre telah pacaran selama 5 tahun, dan pindah bersama ke UEA lima tahun lalu.
Sussex dan Met Police juga meluncurkan penyelidikan dan membuat pertanyaan di London Marriott Hotels. Dia memang memiliki akses ke akomodasi gratis ke hotel ini karena pekerjaannya.
Lucy diyakini menderita depresi dan gangguan bipolar dan sebelumnya telah berusaha mengambil nyawanya sendiri. Polisi dan Layanan Ambulans London dipanggil ke sebuah blok apartemen di Hampstead sekitar jam 5 sore setelah laporan seorang wanita melompat dari sebuah gedung. Paramedis tiba dalam menit dan menemukan Lucy dengan luka-luka dahsyat.
Baca Juga: 4 Keuntungan Menggunakan Alat Pel Putar Dibandingkan Model Lainnya
Lucy diidentifikasi oleh tato dan dinyatakan meninggal di tempat kejadian setelah paramedis melakukan CPR selama setengah jam.
Jonathan Stevens, asisten, menyatakan belasungkawa kepada keluarga Lucy dan mengkonfirmasi penyebab kematian sebagai bunuh diri. "Lucy adalah wanita yang sangat dicintai, cerdas, dan berbakat. Dia telah putus dari pacar lamanya Andre dan kemudian berpacaran dengan JJ. Dia telah bekerja berjam-jam, bepergian ratusan mil di antara pekerjaan di Emirates.
Ahli patologi Dr Liina Palm memastikan Lucy meninggal karena beberapa luka. Jonathan Stevens mengkonfirmasi penyebab kematian sebagai bunuh diri.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Gamers Harus Punya Kursi Gaming
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News