Dugaan Penelantaran Nenek 66 Tahun, Begini Penjelasan RS Baptis

Dugaan Penelantaran Nenek 66 Tahun, Begini Penjelasan RS Baptis Nenek Khalimah saat ditemui di rumahnya.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Pelayanan Rumah Sakit (RS) Baptis Batu dikeluhkan. Sebab, pasien atas nama Khalimah (66) dikabarkan tak segera ditangani saat berobat di RS tersebut.

Informasi layanan yang tidak bagus terhadap warga Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, itu menyebar di masyarakat.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Program Makan Siang dan Susu Gratis di SDN Bumiaji 02

Kades Junrejo Andi Faizal Hasan bersama menyampaikan kronologi dugaan penelantaran Khalimah. Yakni berawal adanya informasi di grup WhatsApp, tentang adanya seorang warga Dusun Junwatu yang membutuhkan penanganan kesehatan.

“Ketua RT 03 RW 01, Kusnan menginformasikan di grup WhatsApp Sahabat Junrejo dan disertai dengan foto-foto penderita. Dari situlah setelah koordinasi dengan perangkat desa, kami langsung mendatangi rumah Ibu Khalimah,” kata Kades Junrejo Andi Faizal Hasan.

Menurut Kades yang sapaan akrabnya Faisol ini, Ibu Khalimah adalah salah satu warga yang menurutnya masuk katagori orang dhuafa. "Jadi setelah mendapat informasi,  kami bersama perangkat Desa Junrejo langsung mengecek ke lokasi," katanya.

Baca Juga: Pemkot Batu dan DPRD Sepakati APBD 2025, Alokasi Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan

Singkat cerita, pihaknya bersama Kepala Puskesmas Junrejo, Atik, mengunjungi korban untuk melakukan pengecekan. Dalam peninjauan itu, Atik menganjurkan agar Khalimah dibawa ke rumah sakit. Sebab, kondisi kakinya sudah mulai hitam-hitam dan membusuk.

"Saat itu juga Puskesmas Junrejo memberikan rujukan untuk dibawa ke RS Baptis ke Poli penyakit dalam," ungkapnya.

Selanjutnya, perangkat desa bersama petugas Puskesmas Junrejo membawa Khalimah ke RS Baptis, pada Rabu 29 Januari 2020 sekitar pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Gelar Turnamen Gateball Antarkepala OPD, Pj Aries Ingin Jadi Sport Tourism di Kota Batu

"Tragisnya, sesampainya di RS Baptis kemudian melakukan pendaftaran, lalu pasiennya ditaruh dalam ruangan periksa mulai pukul 09.00 WIB, dan baru ditangani pukul 17.00 WIB. Alasannya karena masih menunggu dokternya pukul 17.00 WIB, itu," tandasnya.

Anehnya, hasil pemeriksaan dokter saraf, ungkap Faisol, kondisi Khalimah dinilai baik-baik saja. Bahkan disarankan untuk pulang, dan melakukan kontrol lagi pada hari Jumat (31/1).

"Saran dari dokter saraf, pasiennya dianjurkan untuk ke dokter bedah. Dan pasien yang kondisinya lemas itu, tanpa ada penanganan medis. Padahal kondisi Ibu Khalimah kondisinya sangat memprihatinkan dan hanya terbaring lemas tak bisa berbuat apa-apa," sebutnya.

Baca Juga: Bawaslu Kota Batu Catat Ada 7 Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Pilkada 2024

"Yang perlu diketahui, tempat tinggal penderita Ibu Khalimah jauh dari keramaian dan harus melintasi jalan setapak sejauh 200 meter. Apalagi, kalau mau mengakses ke jalan raya sekira 2 kilometer. Bahkan Ibu Khalimah sendiri pada saat mau ke rumah sakit harus melalui bantuan tandu," tuturnya.

Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Bagian Humas Rumah Sakit (RS) Baptis , Desi Arista menjelaskan cerita terkait pelayanan Khalimah seperti yang disampaikan pihak keluarganya tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga: KPU Sukses Gelar Debat Publik Pamungkas Pilwalkot Batu 2024

Menurut Desi, Khalimah yang datang pada Rabu (29/1) pekan lalu mendapat pelayanan pertama dari dokter penyakit dalam. Selanjutnya, dari penyakit dalam, direkomendasikan ke dokter saraf.

Ia juga menjelaskan, lambatnya penanganan terhadap Khalimah, lantaran dokter saraf baru ada pada sore hari.

“Pelayanan dari dokter saraf baru bisa dilakukan sore hari, karena jadwal praktiknya memang pada sore hari. Sesuai ketentuan, pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan dalam sehari maksimal mendapat pelayanan dua kali dokter spesialis. Dalam konteks ini, Khalimah telah mendapatkan pelayanan dari dokter penyakit dalam dan saraf,” tegas Desi.

Baca Juga: Resmikan Desa Berdaya dan Kandang Komunal, Pj Wali Kota Batu Apresiasi Masyarakat Sumbergondo

"Dokter saat itu sudah memberikan perawatan kepada Khalimah. Setelah memberikan perawatan, memang tidak ada rekomendasi untuk rawat inap. Setelah memberikan pelayanan kepada Khalimah, pihak RS Baptis menginformasikan pelayanan berikutnya pada 29 Januari 2020," tuturnya.

"Ternyata, pihak Khalimah datang ke RS Baptis pada Jumat, 31 Januari 2020. Dokter yang menangani tidak ada, sehingga ditangani oleh dokter pengganti," pungkasnya (asa/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO