Cak Machfud Ajak Warga Surabaya Tak Saling Menjelekkan dalam Pilkada

Cak Machfud Ajak Warga Surabaya Tak Saling Menjelekkan dalam Pilkada Cak Machfud saat mendampingi KH. Ma'ruf Amin dalam sebuah kegiatan di Jawa Timur, beberapa waktu lalu. foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bakal Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin mengajak warga Kota Pahlawan mewujudkan pilwali yang damai dan sejuk. Meski siapa yang akan menjadi pesaingnya belum dipastikan, mantan Kapolda Jawa Timur yang akrab disapa Cak Machfud itu sejak awal mengajak semua pihak menghindarkan diri dari saling menjelekkan dan saling serang.

”Pilwali adalah pemilihan kepala daerah, pesta demokrasi yang seharusnya penuh dengan kedamaian. Jangan antar pendukung saling menjelekkan dan saling serang,” kata Machfud saat bertemu dengan warga di kawasan Krembangan, Kamis (6/2) malam.

Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD

”Itu sudah terjadi di daerah lain. Di Surabaya seharusnya pilwali mengutamakan perang gagasan dan ide, untuk membawa kota ini melakukan lompatan yang lebih tinggi lagi,” lanjutnya.

Memang, saat masyarakat terkotak-kotak karena pilkada, sering kali waktu untuk menghilangkan sekat tersebut sangat lama. Bertahun-tahun. Bahkan, ada kasus polarisasi itu tak juga hilang meski menjelang pilkada berikutnya.

”Kalau perang gagasan, maka yang terpilih adalah wali kota terbaik. Sebaliknya, kalau yang terjadi saling menjelekkan, yang terpilih mungkin hanya yang jeleknya sedikit,” paparnya.

Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru

Ditahannya seorang ibu dari Bogor bernama Zikria Dzatil adalah salah satu contoh betapa polarisasi yang timbul dari pilkada sangat sulit hilang. Zikria tidak terima ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di-bully di media sosial karena Jakarta banjir.

Perempuan berjilbab itu semakin tidak terima, karena Anies dibanding-bandingkan dengan Tri Rismaharini yang dianggap sebagai salah satu calon pengganti Anies dalam Pilgub DKI pada 2022 nanti.

Dalam pengakuan kepada penyidik Polrestabes Surabaya, ibu tiga anak itu mengaku sakit hati Anies di-bully. Lalu dibanding-bandingkan oleh netizen yang memuja Risma.

Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya

Perasaan itu kemudian membawa dia mem-posting konten yang diduga menghina Tri Rismaharini di media sosialnya. Postingan itu membuat dia ditahan setelah Pemkot Surabaya melaporkan Zikria ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik.

"Sikap Bu Risma memaafkan ibu dari Bogor itu adalah satu hal yang sangat baik. Menunjukkan kebesaran hati ibu wali kota. Namun, alangkah baiknya jika anak buah Bu Risma di pemkot mencabut laporan, menurut Undang-Undang hal seperti itu adalah ranah pribadi,” tandasnya. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO