Oleh: M Mas'ud Adnan
Masih soal HUT ke-20 HARIAN BANGSA. Sedekah bagi HARIAN BANGSA menjadi tradisi rutin. Bahkan “wajib ain”. Apalagi kepada anak yatim dan fakir miskin. Dan itu saya lakukan sejak bertahun-tahun. Termasuk saat cash flow keuangan HARIAN BANGSA masih belum sehat. Itulah kenapa saya lalu dicibir. Bahasa sekarang dibully.
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
“Perusahaan belum sehat sudah bersedekah segala,” kata atasan saya saat itu.
Secara logika bisnis, langkah saya itu memang tak masuk akal. Keuangan masih morat-marit kok menambah beban pengeluaran. Tapi saya - yang lulusan pesantren - percaya kepada barakah. Apalagi ada hadits qudsi:Ya ibna Adam anfiq unfiq alaika. Artinya, wahai anak manusia belanjakanlah hartamu untuk bersedekah, maka Aku (Allah) memberi belanja kamu. Konkritnya, bersedekahlah kamu, maka Allah akan menyedekahi kamu.
Alhamdulillah. Ternyata Allah SWT selalu memberi jalan. Kini tradisi sedekah benar-benar mengakar di kalangan pimpinan HARIAN BANGSA. Sahabat-sahabat pengelola HARIAN BANGSA sudah punya agenda sendiri untuk mengatur sedekah perusahaan. Tentu sesuai kemampuan.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Saya sebagai pimpinan tinggal mengarahkan. Bahwa sedekah HARIAN BANGSA adalah sedekah semua: pimpinan, karyawan, wartawan, pembaca, pelanggan, pemasang iklan dan semua yang terlibat dalam penerbitan HARIAN BANGSA.
Sekali lagi. Alhamdulillah. Semuanya berjalan lancar. Sedekah telah menjadi salah satu kekuatan atau energi perusahaan. Terutama kepada para anak yatim dan fakir miskin.
Nah, pada HUT ke-20 HARIAN BANGSA ini saya mohon doa para pembaca, terutama para kiai, ulama, ustadz dan semuanya. Semoga HARIAN BANGSA terus eksis. Maju dan berkembang. Berkibar dimana-mana. Dan tentu saja bermanfaat dan penuh barakah. Bagi umat, bagi bangsa Indonesia. Khususnya masyarakat Jawa Timur.
Baca Juga: Khotmil Quran dan Santunan Anak Yatim Awali Rangkaian HUT ke-10 BANGSAONLINE
Meski demikian saya menyadari. Era teknologi informasi perlu respon cepat. Saya dan pengelola HARIAN BANGSA pun tanggap. Merambah dunia online. Lahirlah BANGSAONLINE.COM. Dengan PT sendiri. PT Bangsa Sejahtera Pers. Alhamdulillah. Kini BANGSAONLINE.COM cukup ngetren. Meski homepage-nya di Surabaya. Tapi di Jakarta cukup popular. Setidaknya, terlacak dari pembaca. Yang ngeklik BANGSAONLINE.COM. Juga respon para tokoh nasional.
Selain BANGSAONLINE.COM juga lahir BANGSAONLINE TV dan harianbangsa.net atau hb.net. Jadi HARIAN BANGSA telah menjadi korporasi yang berkembang. Sesuai kebutuhan jaman.
WARTAWAN DAERAH DAN KONTEN AGAMA
Baca Juga: Spektakuler! Sebanyak 624 Santri Amanatul Ummah Lolos ke PTN Lewat SNBP dan SNBT
Salah satu kekuatan HARIAN BANGSA adalah wartawan daerah.Wartawan HARIAN BANGSA di daerah terus bertambah. Tak aneh, jika 38 Kabupaten dan kota se-Jawa Timur ada wartawan HARIAN BANGSA.
Bahkan satu kabupaten tak cukup satu wartawan. Kadang satu kabupaten diisi 4 wartawan HARIAN BANGSA.Dengan pos berbeda. Ada yang ngepos di Pemkab atau Pemkot. Ada juga yang ngepos di Polres dan Kejaksaan. Atau ada juga yang ngepos di DPRD dan instansi lain. Tergantung kebutuhan daerah masing-masing.
Otomatis wartawan HARIAN BANGSA tersebar di seluruh Jawa Timur. Sesuai penyebaran Koran HARIAN BANGSA. Mulai dari Banyuwangi sampai Ngawi. Di pulau Madura: mulai dari Sumenep sampai Bangkalan. Bahkan beberapa tahun terakhir pembaca HARIAN BANGSA menjangkau Jawa Tengah. Terutama Kudus.
Baca Juga: Fikih Kentut: Ulah Syetan Meniup Dubur agar Kita Ragu Wudlu Batal apa Tidak
Hasil poling menyebutkan, rata-rata pembaca HARIAN BANGSA suka konten agama. Terutama Tafsir Al-Qur’an Aktual dan Tanya Jawab Islam. Tafsir Al-Qur’an Aktual diasuh Dr KH Musta’in Syafi’i, M.Ag dari Pesantren Tebuireng. Sedang Tanya Jawab Islam diasuh Prof Dr Imam Ghazali Said, MA. Pengasuh Pesantren Mahasiswa An-Nur Wonocolo Surabaya. Juga dosen Pascasarjana UINSA Surabaya.
Yang menarik, banyak para da’i atau penceramah agama mengaku “kula’an” materi ceramah ke HARIAN BANGSA. Karena itu jangan heran jika di instansi-instansi pemerintah HARIAN BANGSA sering “hilang”. Dibawa pulang untuk dikliping. Wallahua’lam bisshawab.
M Mas’ud Adnan adalah pendiri HARIAN BANGSA yang kini Komisaris Utama.
Baca Juga: Ketua Banggar DPR RI Sering Baca HARIAN BANGSA jika Pulang Kampung, Apa Istimewanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News