
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ny. Yayu, salah seorang konsumen mobil di dealer UMC Suzuki Gresik, di Jalan Dr. Wahidin SH, Kebomas, melakukan protes. Sebab, dia merasa dikibuli oleh sales dealer tersebut saat membeli mobil Ertiga GX A/T.
Pasalnya, surat kendaraan yang dibelinya beberapa bulan yang lalu tak kunjung keluar. Saat ditanyakan ke salesnya, korban merasa dipingpong. Dia malah disuruh bertanya ke bagian sales head.
"Saya suruh anak saya untuk tanya ke dealer soal STNK yang tidak keluar. Tapi setelah nemui sales headnya, ternyata STNK tidak bisa keluar kalau belum bayar biaya tambahan BBN (Bea Balik Nama)," katanya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (10/3).
Ia kemudian mengungkapkan, mengambil mobil melalui sales bernama Dikan Ardianto. Menurutnya, sang sales saat itu memberi iming-iming kalau pembelian sudah bebas biaya tambahan BBN sebesar Rp 4,8 juta.
"Saya makin kaget lagi saat mendengar kabar salesnya yang bernama Dikan Ardianto sudah resign. Sementara pihak managemen dealer UMC Suzuki Gresik terkesan lepas tangan," ungkapnya.
Berharap surat kendaraan keluar, Ny Yayu kemudian rela mengeluarkan uang Rp 1,6 juta dari total tambahan biaya BBN melalui anaknya yang sejak awal mengurus pembelian unit mobil.
"Karena transaksi pembayaran saya legal di dealer tersebut dan mereka lalai mengawasi kinerja anak buahnya, maka saya meminta pertanggungjawaban kepala cabang dan sales headnya. Tapi nyatanya malah berbelit-belit," terangnya.
Ia mengaku kecewa terhadap manajemen dealer UMC Suzuki Gresik. Ia menilai, pihak dealer serius untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Ny. Yayu pun berharap apa yang dialaminya tidak menimpa pelanggan yang lain.
"Biar hal ini menjadi pelajaran bagi saya dan orang lain. Kalau mau membeli kendaraan harus dipikir secara matang dan jangan mudah percaya dengan penawaran menggiurkan dealer. Cukup saya yang mengalami, jangan sampai terjadi pada orang lain," pungkasnya dengan rasa kecewa.
Sementara Kepala Cabang UMC Suzuki Gresik Gunawan, didampingi Sales Head Ny Dian Lestari kepada wartawan mengaku tidak bisa berbuat banyak atas kejadian dialami konsumen Ny. Yayu.
Alasannya, sales yang menangani pembelian unit mobil tersebut sudah resign. Keduanya mengungkapkan, bahwa sales tersebut tersebut juga membawa lari uang event pameran mobil di sebuah Mall.
"Biaya tambahan BBN itu memang menjadi tanggungan pelanggan. Kita gak tahu kalau ternyata salesnya ngasih gratis biaya tambahan BBN. Bahkan kita sendiri jadi korban sales Dikan," ungkapnya.
Atas kejadian ini, pihak dealer akhirnya membantu separuh dari nilai total tambahan pajak, yakni sebesar Rp 2,4 juta. Untuk selebihnya, dibebankan kepada pelanggan.
"Kalau bantu total terus terang kita tidak mampu. Mungkin kalau separuhnya Rp 2,4 juta gak apa-apa. Karena beberapa waktu ini penjualan di sini sepi," katanya. (hud/rev)