Marak Corona, Griya Jamu Siti Ara Kebanjiran Order

Marak Corona, Griya Jamu Siti Ara Kebanjiran Order Wahyu Suprapto, owner Griya Jamu Siti Ara menunjukkan jamu produksinya.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Sejak merebaknya penyebaran virus corona di Jatim, Griya Jamu Siti Ara di Jalan Imam Bonjol kebanjiran order jamu instan dan dalam bentuk minuman. Orderan tidak hanya dari area Malang Raya, tetapi juga dari Surabaya.

"Sejak awal Maret lalu banyak permintaan jamu di sini. Mereka tidak hanya dari yang individu, tetapi juga dari hotel-hotel di Surabaya dan di Malang Raya," ungkap Wahyu Suprapto, owner Griya Jamu Siti Ara yang juga mantan Kepala Materia Medika milik Dinas Kesehatan Provinsi Jatim di Batu, Rabu (18/3).

Baca Juga: Usung Sigap Pilkada Damai, Kirab Pataka Jer Basuki Mawa Beya Tiba di Kota Batu

Menurutnya, beberapa jenis jamu instan yang dibeli konsumen antara lain kunir, temulawak, dan jahe. Demikian juga dengan jamu yang sudah berbentuk minuman.

Tingginya permintaan hotel dan beberapa rumah sakit pada jamu instan ini karena tak terlepas dari maraknya penyebaran virus corona. Sehingga, mayoritas hotel-hotel di Surabaya dan di Malang Raya menyuguhkan minuman dari rempah-rempah peninggalan nenek moyang ini kepada para tamunya.

"Jika sebelumnya pihak hotel selalu menyediakan softdrink biasa, namun sejak marak kasus corona ini mereka beralih menyediakan minuman yang berbahan rempah-rempah seperti minuman sari jahe, kunir asam, sari temulawak, dan yang lainnya," ungkapnya.

Baca Juga: Masuk Batas Waktu dari Satpol PP, Sejumlah PKL Sultan Agung Kota Batu Enggan Bongkar Kios

Untuk harga jamu instan, semua jenis ramuan dengan ukuran 100 gram dijual dengan harga Rp 35.000 per bungkus. Sedangkan untuk jamu yang sudah berbentuk minuman botol harganya Rp 35.000 per liter, dan ada yang harganya Rp 8.000 untuk ukuran botol kecil.

Ia menjelaskan, ada 24 jenis rempah di Indonesia yang bisa membuat daya tahan tubuh menjadi kebal terhadap serangan virus, karena mengandung antioksidan dan antiseptik. Yang mengandung antioksidan tertinggi yakni cengkeh. Namun, karena harganya masih cukup tinggi, yakni lebih dari Rp 200.000, sehingga konsumen lebih memilih temulawak, kunyit, dan jahe.

"Sebetulnya nenek moyang kita sudah mengajarkan kita untuk memakai rempah saat masak. Namun sekarang orang-orang lebih suka memakai bahan atau bumbu instan yang belum tentu itu murni tetapi menggunakan bahan kimia," pungkasnya. (asa/dur)

Baca Juga: Sah! KPU Undi dan Tetapkan Nomor Tiga Paslon Peserta Pilwali Batu 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO