SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengaku prihatin dengan makin tersebarnya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia. Menurut dia, jika pandemic Covid-19 ini terus berlangsung, maka sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara.
“Kehidupan terasa mencekam, komunikasi menjadi sepi, kelesuhan ekonomi terasa di mana-mana,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu dalam keterangan tertulisnya kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (27/3/2020).
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Karena itu, dalam edaran yang berjudul “Imbauan Pondok Pesantren Amanatul Ummah” itu, Kiai Asep mengajak masyarakat ikut andil untuk menghilangkan virus ganas ini. “Sekecil apapun kita harus memberi kontribusi agar situasi seperti ini segera berhenti dan virus corona hilang dari muka bumi,” ajaknya.
Kontribusi itu, menurut Kiai Asep, pertama, kita harus banyak istighfar (minta ampun) kepada Allah SWT dengan sighat: Astaghfirullahal adzim waatubu ilaih, astaghfirullahal adzim innahu kana ghaffara.
“Karena menurut hadist Nabi, barang siapa yang banyak membaca istgihfar, maka Allah akan mengubah susah dan gundah menjadi kebahagiaan, kesulitan diberikan jalan keluar, dan Allah melimpahkan rezeki yang tidak terduga-duga,” kata Kiai Asep yang ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Kedua, kata Kiai Asep, kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kiai Asep mengutip Al-Qur’an, Surat Ath-Thalaq ayat 2-3 yang artinya: “Barang siapa yang senantiasa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari segala kesulitannya, dan akan memberikan rezeki yang tak diduga-duga.”
Kiai Asep juga mengutip Surat Ath-Thalaq ayat 4 yang artinya: “Dan barang siapa yang senantiasa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memudahkan segala urusan-Nya”.
Ketiga, kata Kiai Asep, kita harus banyak membaca Hauqola yaitu Laa hawla walaa quwwa illaa billah. “Terutama saat berada di wilayah virus corona,” katanya.
Baca Juga: Gus Miftah, Penjual Es, Kemarahan Netizen dan Hadits Rasulullah
Ia mengutip Hadist Nabi yang artinya: Perbanyaklah membaca laa hawla walaa quwwata illa billah, maka sesungguhnya kalimat ini dapat menutup dan mendorong keluar dari masuknya berbagai malapetaka dan penyakit.
“Ketika membaca ini, tanamkan dalam diri kita bahwa kita tak memiliki keberdayaan dan kekuatan apa-apa dalam menghadapi berbagai hal, termasuk menghadapi virus corona, kecuali apabila disertai pertolongan Allah SWT,” katanya.
Menurut dia, Allah senang ketika kita mengaku tak berdaya dan tak punya kekuatan, sehingga Allah menurunkan kasih sayang dan pertolongan kepada kita.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Keempat, kata Kiai Asep, kita harus membaca Qunut Nazila dalam salat wajib pada rakaat terakhir setelah ruku’ dan I’tidal. Bacaan Qunut Nazila: Allahumma idfa’ annal bala’ wal-waba’ wat-tha’un wakuruna wal-ghala’ wal-amradl wal-asqama min baladina Indonesia wamin sairil bilad waj’alna wal-muslimina fihimaka wahirzika wahifdzika wajiwarika bifadlika warhamatika yaarhamarrahimin.
Artinya: Ya Allah jauhkan kami dari malapetaka, wabah yang menular, tha’un, corona, naiknya harga-harga dan segala macam penyakit dari Negara kami Indonesia dan juga dari Negara-negara yang lain. Ya, Allah jadikanlah kami dan kaum muslimin berada dalam perlindungan-Mu, dalam benteng-Mu, dalam penjagaan-Mu, dalam keberadaan kami dan kaum muslimin, senantiasa berada di dekat-Mu, dengan anugerah dan limpahan kasih saying-Mu, wahai Allah yang Maha Pengasih.
Untuk alat salat Subuh, doa itu langsung disambungkan kepada qunut yang biasa dibaca tiap rakaat kedua.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Kelima, kata Kiai Asep, kita harus ikhtiar dhahir dengan mengikuti dan mempraktikkan arahan yang terus disosialisasikan para ahli dan petugas kesehatan, presiden, gubernur dan kepala daerah tingkat II.
“Kita mengupayakan, menyediakan dan menggunakan alat pelindung diri, masker, wastafel, sabun antiseptic dan disinfektan,” katanya. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News