GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Gresik, Nurul Yatim, mengungkapkan saat ini para kepala desa (Kades) dipusingkan dengan susahnya mencari alat thermo gun dan bahan membuat disinfektan untuk mencegah sebaran virus Corona di wilayah mereka.
Terlebih, desa-desa yang warganya kebanyakan bekerja sebagai perantauan di luar Gresik, khususnya bekerja di luar negeri (LN) sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), maupun bekerja di daerah yang ditetapkan zona merah Covid-19. Para pekerja tersebut lanjut Nurul Yatim, saat ini telah berbondong-bondong pulang kampung.
BACA JUGA:
- Hadiri Halal Bihalal AKD, Bupati Gresik Minta Kades Netral di Pilkada 2024
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
"Saat ini, banyak warga kami yang merantau pulang. Khususnya mereka yang bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang negaranya telah ditetapkan lockdown (isolasi) dampak Covid-19, dan bekerja di daerah yang ditetapkan masuk zona merah," ujar Nurul Yatim kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (28/3).
Ia menyontohkan sejumlah warga asal Kecamatan Dukun, Panceng, dan Ujungpangkah yang banyak bekerja jadi TKI dan bekerja di Jakarta. Saat ini mereka berbondong-bondong pulang kampung.
Pasca wabah Covid-19 melanda Kabupaten Gresik, lanjut Nurul Yatim, para Kades harus melakukan upaya melakukan pemantauan terhadap mereka untuk mencegah sebaran Covid-19 di daerah mereka. Namun, upaya Kades terhambat sulitnya mencari alat thermo gun maupun bahan untuk membuat disinfektan.
"Saat ini mencari thermo gun untuk mendeteksi suhu tubuh maupun disinfektan susahnya minta ampun. Kalau ada harganya selangit," ungkapnya.