DEPOK, BANGSAONLINE.com-Nasir Abbas, mantan teroris yang kini sadar dan kembali ke jalan yang benar, melakukan testimoni saat proses hidupnya yang akhirnya jadi teroris. Ia mengaku warga asli Singapura. Namun kemudian orang tuanya pindah ke Malaysia. Nah, saat di Malaysia itulah keluarganya sering didatangi Abu Bakar Baasyir, Abdullah Sungkar dan sebagai nya.
“Saya gak tahu siapa mereka karena saya masih kecil,” kata Nasir Abbas dalam acara Silaturahim Nasional bertema Penguatan Aswaja dan Penanggulangan Terorisme dalam Ketahanan Nasional di Pesantren Mahahsiswa Al-Hikam Depok Jawa Barat (Senin, 29/12/2015). Dalam acara kerjasama antara Pesantren Al-Hikam dengan Badan Nasional dan Penanggulangan Terorisme itu hadir 500 ulama NU dari Indonesia Timur dan Tengah. Mereka terdiri dari Ketua Tanfidziah dan Rais Syuriah PWNU dan PCNU.
Baca Juga: Lazisnu Surabaya Jadi Perantara Kebaikan
Ia mengaku tinggal dekat masjid di Malaysia. Tapi masjid itu eksklusif. “Abu Bakar Baasyir dan orang-orang itu sering di masjid itu. Saya berpikir, paling ini orang Indonesia yang cari pekerjaan seperti TKI lainnya,” katanya.
Namun dalam perkembangannya ternyata Abu Bakar Ba’asyir ini mendekati Nasir Abbas yang masih remaja. Mereka melakukan indoktrinasi sehingga ia bingung. Namun lama-lama ia akhirnya terpengaruh. “Saya merasa terjebak NII,” katanya. NII adalah Negara Islam Indonesia yang melakukan pemberontakan terhadap NKRI dengan pimpinan Kartosoewirjo. . Dalam doktrin itu ditegaskan bahwa NKRI menjajah NII. Karena itu menjarah harga NKRI halal hukumnya. Ia kemudian dikirim ke Akademi Militer Mujahidin di Afghanistan.
Yang menarik, ia juga bercerita tentang keluarganya. “Yang saya tahu waktu saya kecil, ayah saya dulu gak pernah salat. Main judi,” katanya yang disambut tawa para kiai. “Tapi kalau ibu saya selalu salat,” katanya. Baru ketika Nasir berusia 14 tahun ia menyaksikan ayahnya mulaia rajin salat. (mma)
Baca Juga: Barisan Jawara Deklarasi Dukung Khofifah-Emil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News