MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Puluhan kiai berkumpul di Kampus Institut KH Abdul Chalim (IHAC) Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jumat (3/4/2020) malam. Dipandu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., para kiai dari berbagai daerah Jawa Timur itu membahas bagaimana cara efektif menangani virus Corona.
“Saya optimis Corona ini akan segera lenyap. Asal kita serius dan bersungguh-sungguh dalam berdoa, disertai shodaqoh,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Pembahasan penanganan Covid-19 itu dibagi dua kelompok. Kelompok A, para kiai sepuh secara khusus membahas tentang doa-doa mustajabah untuk melenyapkan covid-19. Kelompok kedua, para kiai muda membahas penanganan dampak sosial-ekonomi.
Pantauan BANGSAONLINE.COM, pembahasan Covid-19 di dua kelompok kiai itu cukup seru. Banyak pendapat bermunculan. Beberapa kiai menawarkan doa yang menurut mereka istijabah. Tapi KH Robbach Makshum dari Gresik kemudian menukas. Ia minta agar doa yang disebarkan kepada masyarakat sederhana saja. Tidak panjang dan gampang diamalkan.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
“Orang sekarang ini gak bisa diajak dzikir berlama-lama,” kata Kiai Robbach Maksum.
Ia setuju dengan doa yang dikonsep Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Doa yang ditulis Kiai Asep Itu do’a-do’a dari ulama yang sudah terkenal. Dan Kiai Asep sendiri adalah ulama yang pengamalan keagamaannya sangat tinggi,” kata mantan bupati Gresik itu.
Sebelum menyodorkan doa yang harus diamalkan, Kiai Asep mengutip beberapa dalil al-Quran. Antara lain surat Al-Ghafir ayat 60: Ud’uni astajib lakum… Artinya mintalah kamu kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan permintaanmu…
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Juga Surat al-Baqarah ayat 186: Ujibu da’watad dai idza da’aani fal yastajiibuuni walyu’minuubi laallahum yarsyuduun. Artinya, Aku akan kabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-KU, asalkan mereka memenuhi kewajibannya kepada-Ku, agar mereka pandai dan rasional (permintaanya dipenuhi, tetapi kewajibannya juga dilakukan).
Adapun doa-doa yang dikabulkan oleh Allah adalah doa yang direalisasikan dengan salat hajat dan puasa. Kiai Asep mengutip Surat al-Baqarah ayat 45: wasta’inuu bisshabri wasshalati….
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Menurut tafsir, kata Kiai Asep, bisshabri itu adalah bisshaumi (puasa), sedang wasshalati adalah salat hajat. “Salat hajat yang memiliki referensi kuat terdapat dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin,” kata Kiai Asep.
Salat hajat itu terdiri dari 12 rakaat dan enam salam. “Jadi tiap dua rakaat salam sampai dengan salam yang keenam,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa salat hajat ini ma’tsur, pernah dilakukan pada jaman sahabat Rasulullah SAW.
Setelah salam keenam (diluar salat) langsung sujud dan membaca tashbih: Subhanallah walhamdulillah walailahaillahu Allahu Akbar. Sebanyak 11 kali. Lalu membaca salawat: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad waala alihi washahbi wasallam. Juga 11 kali.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Nah, setelah membaca tashbih dan salawat itu kita menyampaikan permintaan kepada Allah SWT dalam posisi sujud. Yaitu minta agar covid-19 dan semua wabah penyakit segera dilenyapkan dari bumi Indonesia dan Negara-negara lain.
(Inilah doa yang dianjurkan diamalkan untuk melenyapkan virus corona. foto: BANGSAONLINE.COM)
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Menurut Kiai Asep, selain salat hajat, doa yang istijabah adalah yang menggunakan ismullahil a’dham (nama Allah yang paling Agung). “Kita tidak tahu pasti apa ismullahil a’dzam, tapi Nabi SAW memberi penjelasan terhadap orang yang membaca: Ya Allah ya Wahid ya Ahad ya fardu Shomad ya man lam yalid walam yulad walam yakun lahu kufuwan ahad.
Namun ada Hadits lain menyebutkan bahwa ishmullahil a’dham itu seperti doa Nabi Yunus, yaitu La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minaddhalimin.
Selain ismul a’dham, kata Kiai Asep, doa yang mudah dikabulkan adalah doa pada malam Jumat. Ia menyitir hadits Khomsu layalin yustajabu fihad du’a: lailatu I’dil fithri wa lailatu I’di adha wallailatul ula min rajaba wallailatul khomisah ‘asyara min sya’bana walailatul jumuati.
Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
Ada lima malam yang mustajabah untuk doa. Yaitu malam Hari Raya Idul Fitri, malam Idul Adha, malam pertama bulan Rajab, malam lima belas Sya'ban dan malam Jumat.
Selain itu, doa mustajabah adalah doa yang diapit oleh dua salawat dan dua hamdalah. Menurut Kiai Asep, para ulama berkata bahwa doa yang diapit oleh dua hamdalah dan dua salawat dikabulkan oleh Allah SWT. "Ma'khodnya dari Hadist-hadits Nabi SAW," katanya.
Para kiai yang menggelar pertemuan sejak pukul 19.00 hingga 21.30 WIB itu kemudian mengajak para orang kaya, konglomerat, dan semua orang yang mampu secara ekonomi untuk bersedekah meringankan warga yang terdampak secara sosial ekonomi.
Baca Juga: Pembukaan Multaqa Alumni Al Azhar VIII, Kiai Asep Ungkap Sejarah Amanatul Ummah, Dulu Tempat Jin
Menurut Kiai Asep, banyak sekali ayat-ayat dalam al-Quran dan Hadits yang secara tegas dan keras menyerukan agar para orang kaya mengeluarkan sedekah, terutama dalam situasi krisis seperti sekarang. Diantaranya: Man qatala nafsan bighairi nafsin aw fasadin fil ardli fakannama qatalan nasa jamian waman ahyaha fakaannama ahyan nasa jamia.
Artinya, barangsipa yang membiarkan seorang mati bukan karena berbuat dosa dan kerusuhan, maka sama halnya dengan membunuh semua umat manusia dan barangsiapa menghidupinya, maka sama dengan menghidupi semua umat manusia.”
Kiai Asep juga menjelaskan bahwa sedekah tidak akan membuat harta kita berkurang. Ia menyebut Hadits Nabi Muhammad: Wallahu ma naqasa maalu abdin min shodaqatin. Artinya: Demi Allah tidak akan berkurang harta karena dikeluarkan untuk sedekah
Sebaliknya, kaa Kiai Asep, justeru akan bertambah. Ia menukil hadits qudsi: Ya ibna Adam anfiq unfiq alaika. Artinya, wahai anak manusia belanjakanlah hartamu untuk bersedekah, maka Aku (Allah) memberi belanja kamu.
Selain Kiai Asep Saifuddin Chalim, hadir dalam acara itu antara lain: KH Jamaluddin (Rais Syuriah PCNU Kota Probolinggo), Prof Dr Ridwan Nasir (UINSA Surabaya), KH Robbach Maksum (Gresik), KH Muhammad Roziqi (Ketua Umum JKSN), Prof Halim Subahar (Direktur Pascasarjana IAIN Jember), KH Abdul Hafidz (pengasuh Pondok Pesantren Syaikh Abdul Qadir Jailani Probolinggo), Syaikh Al-Barkawi (Mesir).
Kemudian, KH Muchlis Muhsin (pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Bangkalan), KH Mutam Muchtar (Sumenep), KH Jakfar Shodiq (Ponorogo), KH Romadlon Sukardi (Kediri), Prof Dr Fathoni (IAIN Tulungagung), Habib Abu Bakar (Bangil Pasuruan), Nyai Lilik Fadlilah (ketua PC Muslimat NU Surabaya), Nyai Masfufah (PC Muslimat NU Surabaya), Nyai Wafiqoh Jamilah (muballighah) dan kiai-kiai lain.
Menurut Kiai Asep, doa-doa yang disusun ini akan disebarkan ke masjid, musholla dan jamaah yasin, tahlil, majelis taklim dan sebagainya. Ia minta masyarakat mengamalkan doa ini dengan penuh keyakinan. Karena doa yang diamalkan dengan penuh keyakinan, dijamin oleh Allah SWT keterkabulannya. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News