TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Bupati Trenggalek Moh. Nur Arifin mengimbau warga yang hendak mudik, agar menunda keinginannya untuk pulang kampung, daripada harus dikarantina. Pernyataan ini disampaikan Arifin di sela-sela melakukan peninjauan rumah singgah bagi para pemudik di SMPN 1 Pogalan Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Rabu (15/4).
"Jadi daripada mudik gak ketemu keluarga, harus tidur dulu di sini selama 14 hari, diobservasi, lebih baik tunda mudik anda, toh pak presiden juga mengganti cuti hari raya di bulan lain, dalam hal ini bulan Desember," kata Arifin.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Arifin menjelaskan, tidak semua pemudik akan menempati rumah singgah atau ruang karantina. Para pemudik bisa melakukan karantina mandiri di rumahnya masing-masing. Kendati demikian bagi para pemudik yang tidak bisa disiplin melakukan karantina mandiri, maka akan dikarantina di tempat yang telah disiapkan Gugus Tugas.
"Bagi yang tidak disiplin, kita gelandang langsung, kita bawa ke sini, agar tidak menebar risiko penyebaran virus," tegasnya.
Arifin menerangkan, ada 100 ruang observasi yang tersedia di SMPN 1 Pogalan. dengan rincian masing masing ruang diisi 5 sampai 6 bed atau tempat tidur.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Di ruang karantina ini, kata Arifin lebih lanjut, juga disediakan dapur umum. Sementara untuk logistiknya akan dipasok dari Dinas Sosial Trenggalek.
Untuk pramusaji masakan di rumah singgah nanti, Bupati Arifin berharap agar melibatkan para pelaku UMKM setempat, dengan tujuan agar ekonomi mereka juga ikut berputar di masa sulit seperti saat ini.
Meski Pemkab Trenggalek telah menyiapkan rumah singgah bagi para pemudik, namun Arifin berharap agar tempat tersebut nantinya tidak terisi oleh para pemudik.
Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025
"Saya berharap tempat ini tetap kosong, artinya apa? Artinya setiap orang bisa disiplin tidak melaksanakan mudik, sehingga tidak menjadi beban atau risiko bagi kabupaten, kota, maupun desa," harapnya.
"Meski demikian, siapa pun yang mudik akan dilayani dengan baik, namun tetap berpedoman pada protokol kesehata," pungkasnya. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News