BLITAR, BANGSAONLINE.com - Warga Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar yang dinyatakan positif virus Corona (Covid-19) sehari-hari berprofesi sebagai pedagang nasi goreng di Surabaya. Ia sudah lama merantau dan tinggal serta bekerja di daerah Krembangan, Surabaya.
Di Surabaya, dia tinggal seorang diri. Semua keluarganya berada di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba
Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Blitar, Krisna Yekti mengatakan, pasien kalau pagi berjualan ikan segar di Jalan Gresik Pasar PPI. Kalau malam berjualan nasi goreng keliling.
"Dia merantau di Surabaya, tanggal 10 April masuk rumah sakit di Surabaya. Lalu tanggal 12 April diambil swab. Kemudian tanggal 13 April dia pulang. Karena pasien tersebut di Surabaya adalah perantau dan tidak punya siapa-siapa, akhirnya dia memutuskan pulang ke Blitar. Setelah sampai di Blitar, baru dinyatakan jika hasil swab-nya positif," ungkap Krisna, Sabtu (18/4/2020).
Krisna menambahkan, berdasarkan hasil tracing, selain berinteraksi dengan keluarga di kampung halamannya, pasien sempat memeriksakan diri ke sebuah klinik di Kesamben. Namun, kondisinya makin melemah, sehingga petugas RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mengevakuasi pasien dengan APD lengkap.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Kami terima informasi dari Pemprov tanggal 16 April. Nah setelah dicek ternyata pasien ini saat berada di rumah kondisinya menurun dengan gejala klinis lemas dan sesak napas, sehingga langsung dievakuasi petugas ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi," imbuhnya.
Setelah melakukan tracing dinas kesehatan langsung melakukan rapid test kepada orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien. Mereka di antaranya keluarga dan petugas medis di klinik yang pernah didatangi pasien.
"Ada 15 orang yang kontak erat, ini langsung dilakukan rapid test," paparnya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Krisna menambahkan, pelaporan positif sudah dilakukan pihak Surabaya dari rumah sakit tempat pasien pertama kali dirawat. Sehingga Kabupaten Blitar tidak melaporkan lagi.
"Karena swab-nya di Surabaya, notifikasi positif itu akhirnya bukan kami yang menerima, namun rumah sakit yang melakukan swab di Surabaya sana," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News