SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berjuang memutus mata rantai penyebaran Covid-19, khususnya di pasar-pasar tradisional. Caranya dengan menata ulang pasar tradisional disesuaikan dengan protokol penanganan Covid-19.
Mulai dari membagi-bagikan masker dan hand sanitizer untuk pedagang, pengecekan suhu tubuh, memasang wastafel, bilik sterilisasi, hingga penerapan physical distancing di lingkungan pasar. Bahkan, pedagang satu dengan yang lain memberi jarak dagangannya dan memastikan pembeli tidak kontak fisik secara langsung dengan mereka.
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Bersimbah Darah, Diduga Hendak Bunuh Diri
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Pemkot Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, setiap hari ia bersama jajarannya terus gencar melakukan operasi dan sosialisasi.
"Tujuannya agar masyarakat dapat menjadikan aturan tersebut sebagai kebiasaan. Misalnya dalam penggunaan masker setiap harinya saat di luar rumah. Kami juga senantiasa menjadikan itu sebagai kebiasaan. Karena yang belum biasa menjadi biasa itu sulitnya," kata Hebi di Balai Kota Surabaya (5/5).
Namun begitu, ia mengakui jika masih banyak pedagang yang mengeluh saat menggunakan masker. Mengingat, suaranya tidak dapat didengar jelas oleh pembeli. Makanya, Hebi memberi solusi agar di setiap toko menyediakan kertas dan pembeli dapat menuliskan kebutuhannya tanpa harus membuka masker.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Untuk menghindari itu, Perusahaan Daerah (PD) pasar juga sosialisasi untuk menyediakan kertas biar pembeli bisa nulis,” ungkapnya.
Tak hanya menerapkan physical distancing, Hebi mengungkapkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, alat pembayaran berupa uang kertas dan koin pun juga menjadi salah satu penyebaran virus.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Oleh karena itu, demi keamanan dan keselamatan warga, sebelum uang tersebut diterima maka harus disemprot menggunakan disinfektan. “Uang pun harus disemprot dulu sebelum dimasukkan di dalam tas. Jadi uang kertas dan receh ini berbahaya,” ungkapnya.
Di samping itu, kata Hebi, yang tidak boleh ketinggalan, siapa pun yang berlalu lalang di pasar juga wajib menggunakan masker tanpa terkecuali, terutama bagi para pedagang. Selain masker, mereka juga wajib menggunakan sarung tangan plastik.
Di sisi lain, Hebi juga meminta agar warga wajib mandi setiba di rumah setelah melakukan aktivitas di pasar. “Mohon sekali lagi masyarakat untuk langsung mandi setelah tiba di rumah,” paparnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Di kesempatan yang sama, dia bercerita betapa sulitnya menertibkan dan mengajak masyarakat untuk menaati protokol yang ada. Seperti yang terjadi di Pasar Keputran, pihaknya mengaku setiap hari memantau dan menertibkan di kawasan itu dan masih ditemukan beberapa yang melanggar.
"Tergantung pasarnya. Kalau seperti Keputran itu setiap hari kalau kita tegur, maringono nyelintung lewat kono (setelah itu puter dan lewat jalan lain)," katanya
Hingga saat ini, Hebi memastikan bahwa pihaknya melalui PD Pasar Surya terus melakukan pemantauan, termasuk di Pasar Krempyeng. Meski bukan dikelola PD Pasar Surya, namun beberapa kali sudah dilakukan sosialisasi dan pembagian hand sanitizer kepada pedagang dan pembeli.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Namun begitu, apabila terdapat satu pasien confirm Covid-19 di pasar, maka pasar tersebut akan ditutup sementara selama 14 hari sampai masa inkubasi. Seperti yang terjadi di beberapa pasar yakni Pasar Kapasan, Pasar Kupang Gunung, dan Mal Pusat Grosir Surabaya (PGS). Karenanya, ia berharap ke depan masyarakat lebih taat dan patuh dalam mengikuti protokol yang sudah ada.
“Untuk melawan Covid-19 ini kita harus bersama-sama. Jadi masyarakat yang belum mentaati mari sama-sama menjadi bagian pemutusan wabah ini,” jelasnya.
Senada dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PD Pasar Surya, Muhibuddin menambahkan, ketika pasar ditutup, masyarakat masih tetap bisa berdagang melalui online. "Jadi yang diisolasi adalah pedagang dan aktivitasnya. Mereka masih bisa jualan online," ucapnya. (ian/rev)
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News