KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Ada 5 pasien hasil tracing klaster pabrik rokok Tulungagung yang setelah dilakukan rapid test hasilnya positif, mestinya melakukan isolasi secara mandiri di rumah masing-masing.
Namun, sambil menunggu hasil swab, kelima warga Kelurahan Ngletih, Kecamatan Pesantren itu harus mengisolasi diri di Puskesmas Ngletih. Sebab tak memungkinkan melakukan isolasi di rumah masing-masing terkait kondisi lingkungan rumah.
Baca Juga: Pastikan Mutu Layanan Kesehatan, Bupati Kediri Evaluasi Kinerja Petugas Puskesmas
“Harusnya mereka isolasi mandiri di rumahnya. Setelah kita lihat kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri maka untuk sementara kita titipkan di Puskesmas Ngletih. Kebetulan Puskesmas Ngletih selama Covid ini, rawat inapnya diliburkan/tidak menerima pasien rawat inap,” jelas dr. Fauzan Adhima, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, Jumat (8/5).
Menurut dr. Fauzan, kondisi rumah pasien sangat berdekatan dengan tetangga yang lain. Selain itu, kebanyakan satu rumah yang sempit dihuni oleh banyak anggota keluarga, sehingga akan susah melakukan isolasi mandiri jika di rumah.
Awalnya, lanjut dr. Fauzan, ada 2 warga Kota Kediri yang dinyatakan positif dari hasil rapid test di Tulungagung, kemudian dititipkan di Puskesmas Ngletih. Mereka dititipkan di puskesmas sejak hari Minggu (3/05) lalu.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Tekankan Pelbagai Hal dalam Pelaksanaan ILP
Sementara itu, dr. Susana Dewi, Kepala Puskesmas Ngletih, menceritakan bahwa setelah dilakukan tracing lagi pada 12 orang yang juga bekerja di pabrik rokok yang sama, hasilnya ada 3 orang lagi yang positif dari rapid test. Rapid test sendiri dilakukan pada hari Senin (4/5) lalu.
"Setelah diketahui positif kemudian dilakukan swab, ketiga pasien tersebut mengisolasi diri di Puskesmas Ngletih, menyusul dua orang yang sudah mendahului," ujar Susana.
Masih menurut dr. Susana, kelima pasien ini dalam kondisi sehat, karena kategori OTG (Orang Tanpa Gejala). Makanya tidak banyak yang dilakukan di ruang inap puskesmas tersebut selain isolasi diri. Mereka juga melakukan aktivitas olahraga tiap pagi dan makan diantarkan oleh petugas.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Kepala Dinkes Jember Imbau Lansia Tidak Keluar Kota
“Kami terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan mereka. Di sini juga dijaga selama 24 jam yang terbagi dalam 3 shift. Sedangkan untuk keperluan pribadi, mereka bisa melakukan sendiri, termasuk membersihkan kamar," ujarnya.
"Petugas yang memantau kesehatan, jika masuk dalam ruangan mengenakan APD lengkap. Selebihnya, jika hanya melakukan instruksi, dilakukan dari jauh dengan pengeras suara sebab tidak perlu perawatan khusus," pungkas dr. Susana. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News