GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mewajibkan perusahaan untuk melakukan rapid test (tes cepat) kepada karyawan/buruhnya untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).
Ada puluhan perusahaan berskala besar yang memiliki karyawan ratusan bahkan sampai ribuan orang dikumpulkan bupati di Ruang Mandala Bakti Praja pada Jum’at (8/5).
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Bupati menyatakan, rapid test dilakukan karena pihaknya tidak ingin kecolongan seperti perusahaan yang ada di kota tetangga yang mana banyak karyawannya dinyatakan terbukti positif COVID-19.
Hal ini dipicu ada satu orang/karyawan yang terkonfirmasi positif COVID-19 kemudian menular kepada beberapa karyawan yang lain. Akhirnya, lanjut bupati, perusahaan tersebut ditutup.
"Bagi kami, jangankan perusahaan, pasarpun kalau sudah terkonfirmasi positif, pasti akan kami tutup. Kami imbau agar semuanya berhati-hati. Hal ini jangan sampai terjadi di Gresik. Untuk itu, agar semuanya bisa melihat dirinya sendiri. Kami tidak ingin ada perusahaan yang tutup karena COVID-19, " ujar bupati didampingi oleh Wakil Bupati Gresik Moh. Qosim dan pejabat Forkopimda
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Gayung bersambut, lanjut Bupati Gresik, bahwa permintaan perusahaan untuk melaksanakan rapid test untuk karyawan direspons positif. Hampir semua perusahaan menyatakan siap dan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik.
Dari Petrokimia Gresik bahkan sudah melakukan rapid test pada 91 persen karyawannya. Begitu halnya dengan PT. Wilmar yang menyatakan sudah melaksanakan rapid test pada 30 persen karyawan.
Sedangkan PT KAS, Garuda Food, dan PT Smelting siap melaksanakan rapid test dan akan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Pencegahan COVID-19 Gresik.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Lebih jauh bupati menyatakan bahwa pihaknya sudah mengantisipasi sejak sebelum terjadinya pandemik Corona terjadi.
"Kami sudah melakukan sosialisasi yang terus menerus, mulai dari sosialisasi massal yang dihadiri oleh 2.000 orang dan menghadirkan ketua Ikatan Dokter Spesialis Paru dan Kepala Dinkes Provinsi Jawa Timur," ungkapnya.
"Sejak saat itu, kami selalu dan selalu melakukan sosialisasi. Kalau dilihat dari perkembangan, jumlah terkonfirmasi positif COVID-19 di Gresik tidak separah kabupaten/kota tetangga," terangnya.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Wakil Bupati (Wabup) menjelaskan bahwa kalau diteliti dari tracing (penelusuran) penyebaran COVID-19 di Gresik hanya satu yang berasal dari Gresik murni, yaitu korban yang dari Kecamatan Sidayu. Sedangkan yang lain terbagi dari klaster Surabaya sebanyak 25 orang, klaster Jakarta 4 orang, klaster haji 2 orang, dan klaster pelayaran sebanyak 4 orang.
Wabup juga menyatakan agar kejadian seperti perusahaan rokok Sampoerna itu tidak terjadi di Gresik, makanya perusahaan diminta lakukan rapid test.
"Kami juga tak ingin kejadian rapid test di pasar seperti di kabupaten tetangga juga tidak terjadi di Pasar Gresik," harapnya.
Baca Juga: Plt Bupati Gresik Teken Serah Terima Pengelolaan Sementara Stadion Gelora Joko Samudro
Sementara Ketua DPRD Gresik, Fandi Ahmad Yani juga meminta agar perusahaan memberlakukan standarisasi pemeriksaan karyawan sesuai standar protokol kesehatan WHO.
Setelah melaksanakan rapat, perwakilan perusahaan melakukan pemeriksaan rapid test yang sudah disiapkan di lantai I. Hasil dari rapid test tersebut semuanya negatif. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News