Oleh: Firman Syah Ali
Jagat dunia maya geger dengan berita Rapor Merah terhadap Gubernur Jatim. Yang memberitakan rapor tersebut bukan hanya satu dua media, tapi lumayan banyak dan masif. Di antara media itu terdapat juga media arus utama. Kita ambil contoh berita yang diunggah oleh suarasurabaya.net. Di situ disampaikan bahwa Cipayung Plus memberi rapor merah terhadap Gubernur Jatim, disertai gambar para pimpinan Organisasi Cipayung, di antaranya Ketua PKC PMII Jatim duduk satu meja dengan para pimpinan organisasi Cipayung lainnya.
BACA JUGA:
- Pesan Khofifah saat Halal Bihalal dengan 1.600 Guru se-Bakorwil Madiun
- Dinobatkan sebagai Tokoh Pengembangan Industri Halal, Khofifah: Jadi Penguat dan Penyemangat
- Khofifah Sebut IKA Unair Dukung Penuh Upaya Percepatan Indonesia Emas Sebelum 2045
- Hardiknas 2024, Khofifah: Maksimalkan Merdeka Belajar, Siapkan Generasi Menuju Indonesia Emas 2045
Di belakang mereka ada spanduk bertuliskan Konferensi Pers Pernyataan Sikap Cipayung Plus Jawa Timur. Dalam keterangan gambar ada sosok Abdul Goni, Ketua PKC PMII Jawa Timur. Namun dalam naskah pernyataan tidak ada nama Abdul Goni tersebut.
Penyebar berita ini rupanya paham karakter orang Indonesia. Kalau ada link berita mayoritas mereka hanya membaca judul dan lihat gambar, tapi malas membaca isi berita. Inilah yang disebut masyarakat lemah literasi. Bisa karena faktor mental, bisa juga karena faktor ekonomi, alias tidak punya cukup paketan internet.
Begitu saya membaca link berita ini di sebuah grup WA, saya terkejut. Karena ada foto Ketua PKC PMII Jatim di situ. Mana mungkin ketua PKC PMII Jatim ikut memberikan rapor merah terhadap "darah daging"nya sendiri, yaitu Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa. Walaupun di Kabupaten Pamekasan kemarin sempat muncul peristiwa pemberian rapor merah oleh PMII Cabang Pamekasan terhadap "darah dagingnya" sendiri, yaitu Bupati KH. Baddrut Tamam, namun ini kasuistis, jarang terjadi di daerah lain.
Usut punya usut, ternyata foto yang dipampang di situ adalah foto lawas, foto pernyataan Cipayung sikap waktu pilpres 2019 silam. Judul berita Cipayung Plus juga keliru. Sebab tidak bisa disebut Cipayung kalau tidak ada PMII di dalamya, atau ada PMII, namun tidak ada HMI atau GMNI di dalamya.
Klik Berita Selanjutnya