Pasar Ditutup, Sejumlah Pedagang di Jember Wadul ke Dewan

Pasar Ditutup, Sejumlah Pedagang di Jember Wadul ke Dewan Poster penutupan operasional pusat perbelanjaan dan pasar tradisional.

Senada dengan Margaretha, pedagang kecambah, Agus Hariyanto juga mengaku kecewa dengan keputusan sepihak Tim Gugus Tugas Covid-19 Jember yang menutup pasar secara sepihak. Bahkan, juga tidak ada sosialisasi sebelumnya.

"Kecambah ini beda dengan dagangan lainnya, tiga hari sebelumnya kami harus menyiapkan kecambah itu. Lah tiba-tiba pasar ditutup, kami mau jual ke mana? Yang ada akhirnya kami menjadi rugi. Tidak usah bahas untung, modal saja kita hilang tiga kali lipat. Bupati ini seenaknya sendiri nutup-nutup pasar sepihak," ucapnya kecewa.

Kalaupun penting dan memang harus menutup pasar sebagai langkah konkret memutus rantai penyebaran vCovid-19, Agus mengaku para pedagang pasar siap mendukung.

"Tapi tidak kemudian juga tebang pilih. Alfamart dan Indomaret dibuka lebar. Apa bedanya dengan itu? Saya juga kan punya keluarga untuk dicukupi, yang benar janganlah ditutup begitu, tapi terapkan standar keamanan yang baik, pakai masker, jaga jarak (antarpedagang) itu yang benar dan kami siap," tegasnya.

Agus juga mengungkapkan pihaknya merasa tertipu dengan yang dilakukan Pemkab Jember dengan mengumpulkan fotokopi KTP.

"Katanya mau mendapatkan bantuan, makanya diminta kumpulkan fotokopi KTP. Tapi ternyata, sampai saat ini tidak ada (bantuan) apa-apa. Lah kita butuh makan, butuh beras, gak ada namanya makan libur," terangnya.

"Bahkan antarpedagang pun kini juga konflik. Karena pasar di tutup, tadi malam saya tahu di depan Rien Collection (Jalan Nasional Sultan Agung) dibiarkan buka, jadi tempat berjualan baru. Padahal, di sana kan jalan ramai, jalur cepat, kan bahaya," tandasnya. (ata/yud/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO