​Risma Terlanjur Marah di Depan Publik, Tenyata ini Kronologis Mobil PCR itu

​Risma Terlanjur Marah di Depan Publik, Tenyata ini Kronologis Mobil PCR itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono, saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (29/5/2020). foto: ist.

Keesokan harinya, mobil lanjut diarahkan ke luar Kota Surabaya. Yaitu, di Sidoarjo dan Lamongan. "Mobil lab tidak hanya untuk Surabaya. Tapi juga daerah lain seperti Lumajang dan Tulungagung, karena butuh bantuan," imbuhnya.

"Kenapa harus Tulungagung? Karena butuh bantuan cepat, karena terkendala kapasitas swab. PDP Tulungagung ini tertinggi kedua di Jatim. Berdasarkan jumlah PDP 558, terdapat 172 meninggal dengan status PDP sebelum sempat diswab, itu kronologinya," jelasnya.

Selain itu, Suban mengatakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga mengirim surat kepada Pemprov Jatim, memohon bantuan swab dengan mobil PCR ini pada tanggal 22 Mei. “Mobil ini datangnya 27 Mei. Jadi surat wali kota pun belum kami jawab karena mobil langsung beroperasi,” pungkasnya.

Ternyata tak hanya Suban Wahyudiono yang mementahkan klaim Risma. Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyudi akhirnya juga angkat bicara.

(dr. Joni Wahyudi. foto: ist)

Joni menjelaskan bahwa bantuan itu bukan untuk Surabaya, melainkan Jatim. Bahkan Joni mengatakan bahwa bantuan itu tiba atas permintaan Gubernur Jawa Timur Indar Parawansa yang menelepon langsung Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Letjen TNI Doni Monardo.

"Mana yang diserobot. Nggak ada serobot-serobot," kata Joni, Jumat (29/5). "Memang mobil itu yang mintakan Ibu Gubernur dan Pak Pangdam yang memintakan langsung ke Gugus Tugas Pusat."

Joni menjelaskan, mobil PCR itu memang didatangkan ke Jatim dalam rangka meningkatkan kapasitas pemeriksaan spesimen. Tentu saja, jadwal dua mobil itu dibagi secara fleksibel untuk daerah di Jatim.

"BNPB itu dikirimnya ke RS Darurat, nggak ada serobot-serobot. Memang kita membantu semuanya, bukan hanya satu daerah saja," kata Joni.

Terkait mobil PCR yang tiba-tiba digeser ke Tulungagung dan Lamongan, Joni mengaku menyesuaikan dengan situasi yang ada. Saat ini, di Tulungagung sendiri sedang ada klaster besar dan banyak pasien dalam pengawasan (PDP) yang belum teridentifikasi.

Hal serupa juga tengah dihadapi oleh Lamongan. Oleh karena itu, mobil PCR pun dialihkan terlebih dahulu ke 2 daerah yang dianggap lebih urgent, sebelum kembali ke Surabaya.

"Pokoknya Surabaya siap di mana kita geser. Kalau Surabaya misalkan sudah semua, ya masih banyak yang lain," pungkas Joni. "Probolinggo juga perlu itu. Rumah sakit-rumah sakit juga perlu itu. Sidoarjo juga minta lagi karena banyak," ujarnya. (ian/dev/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO