Keluarga Protes, Jenazah Dimakamkan Standar Covid-19 Hanya Dilakukan Satu Petugas Kesehatan

Keluarga Protes, Jenazah Dimakamkan Standar Covid-19 Hanya Dilakukan Satu Petugas Kesehatan Warga menyalati almarhum H. Ali Mukhtar sebelum prosesi pemakaman dengan standar Covid-19. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Keluarga almarhum H. Ali Mukhtar, warga Jalan KH. Sahlan XXIV No. 12, Desa Manyar Sidorukun Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik mempertanyakan kesiapan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Gresik dalam menangani pemakaman jenazah yang diduga terpapar Covid-19.

Pasalnya, pemerintah, terlebih Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, terkesan setengah-setengah dalam melaksanakan pemakaman jenazah sesuai protokol Covid-19 tersebut.

H. M. Sukhoiri, adik dari almarhum H. Ali Mukhtar mempertanyakan pemakaman kakanya pada Rabu, 3 Juni 2020 pukul 13.00 WIB yang dilakukan di Pemakaman TPU Manyar. Pasalnya, hanya ada satu petugas kesehatan dari Puskesmas Manyar yang terlibat dalam pemakaman tersebut.

"Selebihnya, terpaksa melibatkan keluarga, dan masyarakat desa setempat," ujar Sukhoiri kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (5/6).

Menurut Sukhoiri, tidak mungkin melakukan pemakaman dengan standar Covid-19 dengan hanya melibatkan satu petugas kesehatan. "Satu orang tak mungkin bisa mengangkat peti jenazah almarhum dan menguburkan sendiri," cetusnya.

"Waktu itu keluarga dan warga sempat ramai dan protes kepada petugas Dinas Kesehatan. Sebab, hanya ada satu petugas yang memakamkan. Karena tak ingin terjadi keributan dan pemakaman almarhum terganggu, akhirnya keluarga dibantu warga. Sebelum memakamkan disuruh memakai APD semua yang dikasih petugas," jelas dia.

Sukhoiri sangat menyesalkan penanganan dari pemerintah yang seperti itu. Sebab, menunjukkan bahwa petugas kesehatan belum siap.

"Setahu saya kalau ada jenazah dimakamkan standar Covid, jenazah mulai RS kan diantar sejumlah petugas berpakaian APD 4 sampai 5 orang lebih. Kemudian mereka memakamkan. Tapi, almarhum kakak saya cuma satu petugas. Kalau pihak dinas tak mampu kan lebih baik diserahkan keluarga dan biarkan makamkan dengan prosedur biasa, lantaran almarhum kakak saya bukan status Covid-19," sambungnya.

Sukhoiri mengungkapkan, bahwa semua biaya prosesi pemakaman ditanggung oleh pihak rumah sakit (pemerintah).

Ia menceritakan, bahwa kakaknya sebelum meninggal dibawa ke RS Semen Gresik lantaran tak bisa kencing pada Selasa (2/6). Saat itu, hasil pemeriksaan medis, kakaknya didiagnosa kena diabetes dan paru-paru. Namun, saat menjalani pengobatan, meninggal pada Rabu (3/6) sekitar pukul 03.00 WIB. Oleh pihak rumah sakit, almarhum dimakamkan dengan standar protokol Covid-19.

"Kami pihak keluarga juga diminta menunggu swab, karena saat sebelum meninggal juga dilakukan swab. Sampai saat ini hasil swab belum keluar," pungkasnya.(hud/ns)