SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Rida berdiri mematung di depan rumahnya. Pandangannya, tak luput dari air yang menggenangi jalan. Sudah satu minggu air tak beranjak pergi dari Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Kemarin (5/6/2020), ketinggian banjir pun berangsur turun.
Di RT 5 Desa Kedungbanteng, ketinggian air mencapai 10 cm-15 cm. Jika dibandingkan tujuh hari yang lalu, air semakin surut. Meski masih ada jalan dan halaman rumah warga yang terendam.
Baca Juga: Cegah Banjir, TMMD Sidoarjo Tinggikan Jalan Lingkungan
Pengurangan genangan tersebut merupakan buah hasil pemasangan dua pompa air. Alat penyedot air itu, diletakkan di Kisdam Desa Banjarpanji. Setiap hari, pompa air itu mengalirkan air yang menggenangi afvour Banjarpanji dan dibuang ke Dam Kedungpeluk.
Rida mengatakan, air mulai menyusut dua hari yang lalu. Awalnya, rumahnya tergenang. "Masuk menggenangi seluruh ruangan. Saya terpaksa mengungsi," jelasnya.
Pagi kemarin, dia bersama suaminya membersihkan rumah. Air yang masih menggenangi sudut hunian, dipompa keluar. Perempuan 25 tahun itu berharap, genangan segera surut. "Kalau banjir, dagangan saya tidak laku," ucap penjual minuman es kelapa itu.
Baca Juga: Peduli Warga Terdampak Banjir, PWI Sidoarjo Gelar Baksos
Di SMPN 2 Tanggulangin, genangan juga berangsur turun. Semula, ketinggian air mencapai 30 cm. Air merendam jalan masuk sekolah, lapangan, dan 10 ruang kelas, serta satu lab IPA.
Dari pengamatan kemarin, ketinggian banjir tinggal 20 cm. Ruang kelas, lab, dan lapangan tetap tergenang air.
Baca Juga: Polsek Tanggulangin Salurkan Bantuan Air Bersih di Desa Terdampak Banjir
Kepala Sekolah SMPN 2 Tanggulangin, Al Hadi mengatakan, pihaknya berupaya mengeluarkan air. Sejak banjir merendam sekolah, dia memasang satu pompa air. "Dipasang di belakang sekolah," jelasnya.
Lantaran kapasitas pompa kecil, pemompaan berjalan tak optimal. Untungnya, beberapa hari terakhir, hujan tak mengguyur kawasan Tanggulangin. "Ditambah lagi adanya pompa air pemkab, sehingga cepat surut," jelasnya.
Sama seperti Rida, Al Hadi berharap genangan cepat surut. Pasalnya, pihak sekolah dan pemkab berencana akan membangun sekolah. Lantainya akan ditinggikan 50 cm. "Kontraktor sudah datang ke sekolah. Pekerjaan peningkatan menunggu banjir tuntas," jelasnya.
Baca Juga: Tangani Banjir di Sidoarjo, BPBD Jatim Kerahkan Alat Berat
Sementara itu, Kabid Irigasi dan Pematusan DPUBMSDA (Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air) Sidoarjo, Shanty Wahyu Anggraini mengatakan, sejak minggu lalu pompa air terus bekerja. Dua pompa air itu, bekerja 24 jam. "Agar tidak balik, kami perkuat Kisdam Banjarpanji," jelasnya.
Selain pemasangan pompa air, pemkab juga mempercepat normalisasi sungai. Titik sungai yang dikeruk, yakni Saluran Gedangrowo Bawah menuju Saluran Banjarpanji. Total panjang afvour yang dikeruk mencapai 2 km. "Saat ini normalisasi sudah berjalan," jelasnya.
DPUBMSDA memetakan penyebab genangan di Kedungbanteng. Dari telaah, banjir dipicu dua penyebab. Pertama, adanya penurunan tanah. karena Kedungbanteng berdekatan dengan kawasan tanggul lumpur.
Baca Juga: Siswa dan Guru Terdampak Banjir di Sidoarjo Terima Bantuan 1.000 Sepatu Boots
Aktivitas semburan lumpur membuat kontur di dalam tanah berubah. Isi bumi menyembul keluar. Alhasil, permukaan tanah turun.
Penyebab kedua, yakni sedimentasi. Sungai dan saluran air dipenuhi endapan. Afvour yang semula dalam, menjadi dangkal.
Menurut Shanty, dalam waktu dekat DPUBMSDA bakal membangun jalan dan saluran air. Jalan ditingkatkan. "Saluran air dibangun untuk menampung air," ucapnya. (cat/zar)
Baca Juga: Akibat Banjir di Tanggulangin Sidoarjo, Puluhan Siswa Terjangkit Penyakit Kulit dan ISPA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News