Dampak Penutupan Kawasan Wisata Gunung Kelud, Pendapatan Pedagang Anjlok

Dampak Penutupan Kawasan Wisata Gunung Kelud, Pendapatan Pedagang Anjlok Sini, salah satu pedagang buah yang terus bertahan di kawasan wisata Gunung Kelud yang tutup. foto: MUJI HARJITA/ HARIAN BANGSA

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sejak semua kawasan wisata di Kabupaten Kediri ditutup mulai tanggal 16 Maret 2020 lalu, pedagang yang menggantungkan hidupnya dari berdagang menjadi kelimpungan. Termasuk juga yang menimpa para pedagang makanan, minuman, dan buah di kawasan wisata Gunung Kelud.

Kawasan wisata Gunung Kelud adalah salah satu kawasan wisata andalan Kabupaten Kediri selain kawasan wisata Monumen Simpang Lima Gumul dan Kawasan Wisata Besuki dan Air Terjun Dolo. Ketika pandemi covid-19 mulai merambah Kabupaten Kediri, tempat-tempat wisata tersebut tak luput dari penutupan.

Baca Juga: Menko Marves Resmikan Bandara Dhoho, Pemkab Kediri Dorong Percepatan Sarpras Pendukung

Akibatnya, puluhan bahkan bisa ratusan pedagang makanan, minuman, dan buah-buahan di kawasan wisata, termasuk di kawasan Gunung Kelud juga harus tutup. Di Rest Area pintu masuk kawasan Gunung Kelud, yang sebelum pandemi covid-19 selalu dipenuhi pedagang dan pengunjung, kini nampak lengang dan tidak ada aktifitas, hanya terlihat petugas jaga yang menghalau setiap orang yang datang.

Dari pantauan di lapangan, terlihat beberapa pedagang buah terutama buah nanas, nekat berjualan. Salah satunya adalah Sini (55) warga Dusun Petungombo, Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, tetangga Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar di mana sebagaian kawasan Gunung Kelud berada.

Menurut Sini, meski sepi, dirinya terpaksa harus tetap berdagang karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sini harus membantu suaminya yang hanya seorang buruh tani.

Baca Juga: Mas Dhito Janji Kembalikan Kejayaan Wisata Gunung Kelud

"Suami saya hanyalah buruh tani. Dengan adanya wabah corona ini, penghasilan suami saya jadi tidak menentu. Kalau saya tidak membantu dengan tetap berjualan, lalu makan apa keluarga kami," kata Sini, saat ditemui di kios buahnya, Jumat (12/6).

Sini mengaku bahwa selama ini keluarganya belum mendapat bantuan dari desa. "Saya sebenarnya juga berharap bisa mendapat bantuan seperti yang lainnya," harap Sini.

Kapan kawasan wisata itu akan dibuka lagi, agar para pedagang bisa bergeliat lagi, sepertinya untuk Kabupaten Kediri masih belum pasti. Meski, saat ini di beberapa daerah sudah persiapan new normal.

Baca Juga: Lewat FinFest 2024, OJK dan Pemkot Kediri Terus Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Sebagaimana pernah disampaikan oleh Dr. Zuhri, S.Ag., M.Si, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri, kepada wartawan beberapa waktu lalu, bahwa Kabupaten Kediri belum siap menyongsong New Normal. Melihat kenyataan bahwa Kabupaten Kediri termasuk daerah yang banyak terdapat pasien terkonfirmasi Positif Covid-19, yaitu 182 orang, per 11Juni 2020. Sehingga, Kabupaten Kediri dinyatakan belum siap menyongsong New Normal. Tidak hanya tempat ibadah, kawasan wisata pun juga masih ditutup dari aktivitas warga.

"Setelah Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kediri menggelar rapat, diputuskan, Kabupaten Kediri belum siap menyongsong new normal. Kabupaten Kediri saat ini menduduki peringkat tinggi terbanyak pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jawa Timur. Sehingga tidak memungkinkan new normal diberlakukan dalam waktu dekat ini," terang Zuhri. (uji/ns)

Sini, salah satu pedagang buah yang terus bertahan di kawasan wisata Gunung Kelud yang tutup. Foto: Muji Harjita/HARIAN BANGSA

Baca Juga: Juli 2024, Sektor Jasa Keuangan di Wilker OJK Kediri Terjaga dan Stabil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO