GRESIK, BANGSAONLINE.com - Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, kembali mencatat rekor baru untuk ekspor pupuk terbesar dalam sekali pengiriman, yaitu 50 ribu ton pupuk NPS ke India.
Direktur Permasaran Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih menegaskan bahwa ekspor ini dilakukan setelah perusahaan memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi domestik sesuai alokasi pemerintah.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
"Petani dalam negeri tidak perlu khawatir, kami tetap menjalankan kewajiban penyaluran pupuk bersubsidi sesuai alokasi pemerintah, dan menyediakan juga pupuk non-subsidi untuk kebutuhan yang tidak teralokasi pada skema subsidi," ujar Digna.
Lebih lanjut Digna menjelaskan, bahwa ekspor pupuk NPS ini menambah capaian penjualan ekspor Petrokimia Gresik di tahun 2020. Hingga semester I tahun ini, pihaknya telah mengekspor pupuk sebanyak 253 ribu ton, terdiri dari NPS 175 ribu ton dan Urea 78 ribu ton, ke India dan Meksiko.
"Capaian ini sudah 58 persen dari target ekspor perusahaan. Di mana pada tahun ini kami menargetkan ekspor pupuk ZK, NPK, NPS, dan Urea sebanyak 435 ribu ton, atau meningkat 10 persen dari realisasi tahun 2019," jelasnya.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Upaya ini, lanjut Digna, adalah bentuk kontribusi perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, terutama peningkatan kinerja ekspor nasional agar neraca perdagangan tetap surplus.
"Selain itu, juga untuk menyumbang devisa sekaligus mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat," terang Digna.
Ia mengatakan, Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini sangat berdampak terhadap perdagangan dan perekonomian global. Namun hal ini tidak begitu mengganggu kinerja penjualan ekspor pupuk Petrokimia Gresik.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
"Justru menjadi peluang, karena demand dari berbagai negara tetap tinggi, namun supply-nya berkurang karena negara-negara penyuplai pupuk seperti China beberapa waktu lalu sempat menghentikan ekspor akibat pandemi Covid-19," ungkap Digna.
Sementara terkait pengiriman pupuk ekspor yang melibatkan awak kapal asing, Petrokimia Gresik tetap menjalankan protokol pencegahan Covid-19, termasuk di seluruh pelabuhan Petrokimia Gresik.
"Ke depan, kami akan terus memperkuat penetrasi pasar internasional dengan menyasar negara-negara di luar Asia," kata Digna.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Petrokimia Gresik sebagai perusahaan Solusi Agroindustri saat ini memiliki 31 pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 8,9 juta ton per tahun. Terdiri dari 5 juta ton pupuk, dan 3,9 juta ton non-pupuk. Dari 5 juta ton kapasitas produksi pupuk, sebesar 2,7 juta ton di antaranya adalah pupuk NPK dan NPS (terbesar di Indonesia).
Dari jumlah tersebut, sebesar 2,2 juta ton digunakan untuk memenuhi alokasi pupuk NPK bersubsidi. Sedangkan selebihnya untuk memenuhi pasar komersil, baik retail maupun ekspor.
"Keunggulan kompetitif dari Petrokimia Gresik adalah mampu memproduksi pupuk NPK dan NPS dengan formulasi sesuai kebutuhan konsumen, sehingga sangat customized," pungkas Digna. (hud/rev)
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News