SURABAYA, BANGSAONINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag., menilai bahwa Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI) dan Jawa Timur sekarang merupakan provinsi terbanyak kasus Covid-19, tapi tak bisa lalu diartikan negatif.
Kenapa? “Saya yakin karena DKI dan Jawa Timur sangat disiplin dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Mereka mencari orang-orang yang kena Covid-19. Jadi, karena DKI dan Jawa Timur aktif mencari orang yang kena Covid-19 dengan cara men-swab, sehingga ketemu banyak kasus. Karena itu jangan lalu diartikan negatif,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.COM usai istighatsah bersama siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Unggulan kelas VII dan VIII di alam terbuka di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Jalan Siwalankerto Utara, Surabaya, Sabtu (20/6/2020).
Baca Juga: Berhasil Bangun Ketangguhan Bencana, IRB Jatim Konsisten Turun 36,23 Poin di 5 Tahun Terakhir
Kiai Asep lalu mengutip sebuah teori yang menyatakan bahwa wabah Covid-19 itu bagaikan gunung. “Artinya, grafik itu terus naik sangat tinggi. Tapi ketika mencapai puncak ia langsung turun ke bawah,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojoketo Jawa Timur itu.
Nah, ketika grafik Covid-19 turun menukik ke bawah, berarti Covid-19 sudah lenyap dari Jawa Timur dan DKI. Karena itu, ia minta kepada Gubernur Jawa Timur, DKI, Wali Kota Surabaya, Plt. Bupati Sidoarjo, dan Bupati Gresik terus saja berkerja keras. Tak usah kecil hati.
Baca Juga: Pj. Gubernur Adhy Apresiasi Kinerja Bapenda Jatim Sebagai Ujung Tombak Pendapatan Daerah
“Kalau memang telah bekerja dengan benar, ya jangan kecil hati. Karena ini akan menyelamatkan bangsa,” kata Kiai Asep yang belum lama berselang menyedekahkan 400 ton beras, 40.000 sarung, dan uang Rp 50.000 per orang kepada para relawan dan warga terdampak Covid-19.
Hanya saja, kata Kiai Asep, sangat bahaya jika daerah lain tidak seaktif DKI dan Jawa Timur. Sebab, korban Covid-19 tak terdeteksi secara maksimal. Akibatnya, meski grafiknya sekarang tampak rendah, tapi Covid-19 tak pernah lenyap dari daerah tersebut. Bahkan bisa menjadi api dalam sekam.
“Lha, ini suatu saat bisa menyebar lagi ke DKI dan Jawa Timur,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Ribuan Warga Mojokerto Ikuti Senam Sehat Bareng Gus Barra dan Kosgoro Jawa Timur
Apalagi, kata Kiai Asep, jika rendahnya kasus Covid-19 di suatu daerah hanya dibuat pencitraan untuk kepentingan pilkada dan pilpres. “Ini yang bahaya,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Karena itu, Kiai Asep minta semua kepala daerah jujur dan transparan dalam menangani Covid-19. “Kejujuran dan transparan itu sangat penting karena menyangkut nasib bangsa,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu. (MMA)
Baca Juga: Lepas Kafilah MTQ Korpri 2024, Pj. Gubernur Adhy Optimis Jatim Bawa Pulang Gelar Juara Umum
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News