TUBAN, BANGSAONLINE.com - Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Husein akhirnya meninjau langsung lokasi tambak udang yang berada di Desa Cepokorejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban yang selama ini menjadi keluhan warga setempat, Jumat (3/7/2020).
Di sela-sela kunjungan, wabup menyatakan bahwa untuk sementara tambak udang ditutup, sebab belum memiliki izin.
Baca Juga: 40 UMKM Binaan Pemkab Tuban Siap Ekspor Produk ke Luar Negeri
"Operasional tambak sementara waktu akan dihentikan sembari menunggu pengurusan izin sudah lengkap," ujar Noor Nahar Husein.
Kata dia, tambak udang seluas 15 hektare ini semestinya memiliki izin lengkap, karena memiliki dampak signifikan pada lingkungan sekitar. Oleh sebab itu, Pemkab Tuban akan berhati-hati dalam melakukan kajian. Bila perlu diperlukan perencanaan dan anggaran yang cukup untuk mendapatkan hasil yang detail.
"Saya berharap warga dapat bersabar,” tuturnya.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Lebih lanjut, Pemkab Tuban akan melakukan kajian lebih komprehensif untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan air di Desa Cepokorejo. Kajian akan dilakukan secara kewilayahan. Tidak hanya satu desa saja, namun juga mencakup seluruh wilayah pantai dengan memperhatikan kondisi air permukaan, air dalam, dan intrusi air desa wilayah tersebut.
Sementara luas lahan pertanian dan tambak di Desa Cepokorejo sekitar 300-320 hektar. Dari jumlah tersebut, 160 hektar untuk lahan pertanian, sedangkan sisanya lahan tambak.
"Kami menginstruksikan agar pihak kecamatan bersama OPD terkait mendata jumlah tambak lengkap dengan tipe tambak dan sumber airnnya, sehingga didapatkan data untuk menjawab dan memberikan kepastian terkait perubahan air tawar menjadi payau," bebernya.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Wabup yang juga mantan Tanfidziyah PCNU Tuban itu menambahkan, sebelumnya warga Desa Cepokorejo mengeluh karena air yang dikonsumsi sehari-hari berubah menjadi payau. Perubahan air tersebut juga dikhawatirkan akan mengganggu pertanian warga. Warga menduga air yang berubah menjadi payau karena operasional tambak.
"Tapi harus dilakukan kajian lebih lengkap dahulu,” pungkasnya. (wan/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News