Lamongan Lakukan Uji Klinis Obat Covid-19

Lamongan Lakukan Uji Klinis Obat Covid-19 Bupati Fadeli saat mendengar penjelasan BPOM.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Lamongan, menjadi salah satu multicenter study uji klinis obat Covid-19 yang ditemukan oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang bekerja sama dengan Badan Intelijen Nasional (BIN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga, Dr. Purwati, dr., Sp.PD, K-PTI,FINASIM., di Ruang Kerja Bupati Lamongan, Kamis (9/7/2020).

Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK

"RS di Kabupaten Lamongan menjadi prioritas bersama RS di Kediri, Pemkot Surabaya, dan RSPAD," tambahnya.

Dr. Purwati menjelaskan bahwa hasilnya telah dilaporkan pada BIN yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan RI, dan surat persetujuan pelaksanaan uji klinis secara nasional sudah turun dari Kepala BPOM ke Rektor Unair pada Jumat minggu lalu.

"Di masa pandemi seperti ini yang dapat kami lakukan adalah membuat pintasan untuk mencari obat, karena kalau membuat obat baru memerlukan proses yang panjang. Oleh karena itu, kami meneliti obat yang sudah beredar yang selama ini belum diketahui efek antivirusnya melalui serangkaian uji laboratorium. Kami menggunakan sampel virus Covid-19 yang menjangkit di Indonesia dan 14 regimen obat (6 senyawa tunggal dan 8 kombinasi)," ungkap Dr. Purwati.

Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat

Dr. Purwati menjelaskan bahwa uji pertama, yakni uji toksisitas apakah obat yang akan dipakai itu toksis atau tidak untuk sel tubuh kita. Kedua, meneliti potensi obat yang digunakan tersebut seberapa besar daya bunuhnya terhadap virus, dan yang ketiga meneliti efektivitas obat seberapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus.

"Dari 14 regimen obat tersebut ditemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan membantu menurunkan perkembangbiakannnya di dalam sel. Hasilnya, dapat diikuti bertahap dari 24 jam, 48 jam, dan 72 jam jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi (undetected)," jelasnya.

Saat ini, Tim Dr. Purwati telah membawa 100 obat yang akan diuji di Kabupaten Lamongan yang nantinya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.

Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur

Bupati Fadeli menyambut baik hal tersebut dan berharap hal ini akan memberi kabar baik yang selama ini ditunggu oleh masyarakat.

“Terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh Unair, BIN, BPOM, dan Kementrian Kesehatan. Karena sudah diketahui bahwa Covid-19 ini masih belum ada obatnya. Semakin hari jumlah pasien masih bertambah. Semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi massal, sehingga dapat memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia," ujar Fadeli. (qom/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO