KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Apa yang dilakukan oleh jajaran Guru SMP Negeri 2 Papar Kabupaten Kediri, patut diapresiasi. Pada masa pandemi virus covid-19, pihak sekolah mengoptimalkan peran 'Guru Kurir' untuk mengatasi berbagai persoalan yang dialami para peserta didik selama menjalani pemberlakuan aktivitas Belajar Dari Rumah (BDR).
Wahyu Widyaningsih, Kepala SMPN 2 Papar, menjelaskan bahwa guru kurir yang dibentuk bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan peserta didik, ketika belajar dari rumah, seperti problem atau trouble jaringan dan sebagainya.
Baca Juga: Kembangkan Soft Skill Guru PAUD, Dindik Kota Kediri Gelar Workshop Guru Inspiratif
Menurut Wahyu, setiap harinya para peserta didik mendapatkan porsi dua mata pelajaran (mapel), di mana keseluruhannya disampaikan melalui sejumlah aplikasi pada HP smartphone yang dapat diakses secara daring (dalam jaringan) yaitu internet.
"Pola pembelajaran ini ternyata tidak lancar-lancar saja diikuti peserta didik, sebagian di antaranya mengalami kendala berarti, sehingga ada yang lambat hingga tidak memberikan respons sama sekali saat BDR berlangsung," kata Wahyu Widyaningsih, Jumat (7/8).
Masih menurut Wahyu, pihaknya lalu melakukan evaluasi internal menghadapi persoalan ini, sampai akhirnya muncul gagasan membentuk guru kurir agar semangat belajar peserta didik tidak kendor di masa pandemi ini.
Baca Juga: Ada Kabar Gembira dalam Hitungan Hari bagi Guru PPPK dari Bupati Kediri
"Fungsi daripada guru kurir adalah memberikan pelayanan jemput bola berbasis luring (luar jaringan) dengan cara mendatangi rumah peserta didik yang terkendala saat BDR. Program Guru Kurir ini mulai berjalan sejak akhir Juli. Selama dua minggu sekali guru kurir mendatangi rumah peserta didik yang terkendala, ke depan akan kami lakukan seminggu sekali," ujarnya.
Ditambahkan oleh Wahyu, sementara ini sudah ada sepuluh guru kurir, karena menyesuaikan dengan kebutuhan melihat jarak atau radius tempat tinggal peserta didik, akan dilayani by address-nya (sesuai alamat).
Mengenai materi pembelajaran, Wahyu menerangkan, setiap materi yang diberikan kepada peserta didik melalui online (berbentuk softcopy), pasti ada versi offline-nya. Nah, materi offline-nya (salinan berbentuk hardcopy) itulah yang dibawa guru kurir kemudian diberikan kepada peserta didik.
Baca Juga: Bupati Kediri: Semua Pendidik Taman Posyandu akan Terima Insentif pada 2025
Begitu pun perihal laporan progres pembelajaran peserta didik bersangkutan diantar ke sekolah via guru kurir tersebut. Sebab, guru kurir tidak mengajar di rumah peserta didik.
"Karena guru kurir ini masih program baru. Sampai sekarang kami terus melakukan evaluasi sekaligus menginventarisir berbagai kendala dalam proses BDR," jelas Wahyu.
Kendati demikian, Wahyu berharap untuk kepentingan monitoring aktivitas peserta didik selama pandemi ini, ada nomor alternatif selain nomor telepon peserta didik yang sudah disampaikan ke sekolah.
Baca Juga: Cegah Perundungan, Pemkot Kediri Sosialisasikan Sekolah Ramah Anak saat MPLS
"Bisa nomor orangtua atau nomor saudara yang tinggal berdekatan dengan peserta didik. Bila nomor yang satu sedang trouble atau error bisa menghubungi nomor satunya. Jadi, sekolah bisa kasih kabar (update) perkembangan terbaru yang terjadi," pungkasnya. (uji/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News