Meski Mengizinkan Anaknya Sekolah Seminggu Sekali, Wali Murid di Nganjuk Tetap Merasa Was-Was

Meski Mengizinkan Anaknya Sekolah Seminggu Sekali, Wali Murid di Nganjuk Tetap Merasa Was-Was Pemeriksaan thermogun. (foto: ist).

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Sistem belajar mengajar secara langsung atau tatap muka di masa pandemi Covid-19, sudah dimulai secara bertahap. Seperti yang terlihat di beberapa SMK dan SMA di Kabupaten Nganjuk, yakni SMKN I, 2, dan 3 Nganjuk, dan SMAN 1 Nganjuk yang mengadakan konsultasi luring (offline) di sekolah setiap hari Senin.

Sebelum masuk ke ruang kelas, para siswa harus mengikuti aturan protokol kesehatan. Setiap siswa harus melalui pemeriksaan thermogun, wajib memakai masker, dan pelindung wajah.  

Kepala SMA Negeri 2 Nganjuk, Rita Amalisa menyampaikan, ini ajang konsultasi dan konsolidasi bagi para guru. "Kita bagi per gelombang 100 anak secara bergantian pada 10 ruang kelas. Saya inginkan agar sistem luring ini bisa berjalan maksimal meski tetap pada aturan protokol kesehatan," ujar Rita Amalisa, Senin (10/8/2020).

Dijelaskan, sebelum dilakukan sistem luring ini, sekolah sudah melakukan konsultasi, dan yang terpenting adalah mendapatkan surat izin dari wali murid apakah mereka mengizinkan atau tidak.

"Saya tegaskan mereka hanya luring konsultasi kepada guru mapelnya, hanya 1 kali dalam satu minggu di hari Senin saja," tegasnya.

Hal serupa juga dilaksanakan di SMA Negeri 1 Nganjuk. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Nganjuk, Mochhamad Asob menuturkan, masuknya siswa pada hari Senin (10/8/2020), merupakan sistem pembelajaran luring, dan sisanya daring (online), yakni Selasa sampai Jumat.

"Masuknya siswa saya batasi hanya 3 jam, tidak lebih. Kantin juga kita tutup," kata Asob.

Lihat juga video 'SMPN 1 Kertosono Launching Digitalisasi Sekolah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO