GRESIK, BANGSAONLINE.com - Warga Lumpur, Kemuteran, dan Kroman Kecamatan Gresik kukuh tak mengizinkan 2 kapal tongkang sarat muatan batu baru yang telah sandar di pelabuhan PT. Gresik Jasa Tama (GJT) untuk bongkar.
Langkah ini, lantaran DPRD Gresik telah memutuskan bahwa aktivitas bongkar muat batu bara di GJT harus dihentikan.
Baca Juga: Kabel Utilitas Masih Semrawut Meski Ada Perda di Gresik
"Tidak kami izinkan 2 tongkang batu bara yang sandar di GJT untuk bongkar setelah aktivitas bongkar muat batu bara dihentikan," ujar Titik Parwati Hesti, salah satu warga Kemuteran kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (19/8).
Hesti mengungkapkan, usai demo Selasa (18/8) kemarin, Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani bersama Wakil Ketua Komisi I Saichu Busiri sempat bertemu dengan warga untuk nego agar 2 kapal yang terlanjur sandar diperbolehkan bongkar.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun 2024, DPRD Gresik Paripurnakan Pembahasan 6 Raperda
(Ketua DPRD Gresik Fandi Akmad Yani, didampingi Wakil Ketua Komisi I Saichu Busiri, saat bertemu warga untuk negosiasi agar 2 kapal tongkang bisa bongkar batu bara. foto: ist.)
"Kedatangan Gus Yani atas permintaan bantuan Kapolres dan GJT yang minta tolong agar 2 tongkang batu bara yang merapat bisa bongkar muat. Tapi permintaan itu kami tolak," ungkap Hesti.
Hesti mengatakan, bahwa pertemuan antara Ketua DPRD, dan warga tersebut digelar secara terbuka. "Tidak diam-diam. Tidak benar itu. Wong ada pihak Intel Pak Syuhada yang gantikan Pak Jingga (Kasat Intel, Red). Ada buktinya kok pak," ungkapnya.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Gresik Minta Pemkab Mitigasi Banjir Kota
Lanjut Hesti, dalam pertemuan itu warga memberikan 2 opsi. Salah satunya, meminta Direktur Utama PT GJT, Rudy Djaja Saputra datang langsung menemui warga. "Pak Rudy silakan datang. Karena kami merasa tidak punya masalah dengan polisi. Jadi harusnya yang datang ya Pak Rudy sendiri," katanya.
Hesti menegaskan, warga Kemuteran, Kroman, dan Lumpur tetap memegang komitmen. "Kami menolak GJT melakukan bongkar muat batu bara," pungkasnya.
Sementara Camat Gresik Purwanto menyatakan, saat rapat dengan Ketua DPRD Gresik Selasa (18/8) kemarin, nasib 2 tongkang batu bara yang terlanjur sandar di GJT sudah sempat dipertanyakan.
Baca Juga: Respons Wakil Ketua DPRD Gresik soal Banjir di Kawasan Kota
"Itu kemarin juga ditanyakan oleh warga kepada pimpinan rapat (Ketua DPRD, Red), tapi pimpinan rapat tidak menjawab, rapat langsung ditutup," katanya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News