BangsaOnline - Zaskia Adya Mecca tak bisa menduga jika film terbarunya berjudul Hijab mendapatkan tuduhan pahit. Padahal, film tersebut diangkat berdasarkan realitas yang nyata di kehidupan sehari-hari, dan dikemas secara komedi dan drama secara berimbang.
"Berawal dari keinginan saya memotret kehidupan sahabat saya dan lingkungan hijabers yang saya temui belakangan ini. Melihat banyak film tentang hijabers tapi saya merasa tidak terwakili. Sangat menarik padahal melihat proses orang-orang yang saya kenal sampai akhirnya berjilbab. Akhirnya saya coba membujuk suami saya, Hanung Bramantyo, untuk membuatnya (film Hijab)," kata Zaskia kepada Okezone.
Baca Juga: Ade Armando Eksponen Islam Liberal, Tak Jelas Belajar Islamnya: Ini 7 Pernyataan Kontroversialnya
"Alhamdulillah akhirnya terealisasi. Apa yang ada di dalam film adalah kisah-kisah nyata yang saya alami dan menyaksikan sendiri. Dikemas dengan komedi, terasa ringan,"sambungnya.
Setelah muncul di bioskop, rupanya ada segelintir orang yang mengkritik tanpa alasan kuat karena tidak menonton sepenuhnya film tersebut. Penilaian juga semakin tidak objektif, saat menuduh Hanung yang bertindak sebagai sutradara sebagai anggota Jaringan Islam Liberal (JIL).
"Tak pernah terbayangkan akan menuai reaksi yang cukup keras dari beberapa pihak seperti sekarang. Suami saya di bilang JIL padahal bukan. Dihakimi pembuat film Hijab adalah pembenci Islam, Anda bayangkan dituduh membenci sesuatu yang sangat saya cintai, dan dituduh mengkomersialisasikan agama," ungkapnya.
Bingung dengan tuduhan itu, Zaskia pun berpikir jernih. Dirinya meminta nasehat dari Din Syamsyudin yang juga sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Setelah meminta nasehat, Zaskia bisa bernafas lega. Tokoh ulama itu menilai tidak ada yang salah dari film Hijab.
"Pak Din menyatakan, 'Filmnya bagus, tidak menjelekan Islam, memotret kenyataan, dan menyarankan masyarakat untuk menontonnya. Apabila setelah menonton ada penilaian sendiri, dikembalikan kepada penonton'. Saya rasa Pak Din pun pasti akan sangat berhati-hati untuk membuat penilaian serta pernyataan apabila film ini dirasa mengdeskriditkan umat Islam. Mengingat kapasitas beliau sebagai ketua MUI," imbuhnya.
Kakak dari Haykal Kamil itupun menghimbau bagi para pengkritis harap bisa menonton film Hijab sebelum berkomentar. Setidaknya pandangan atau kritik bisa sesuai konteks dan menjadi objektif. Bukan semata-mata kebencian.
"Memberikan pendapat, kritik yang membangun, Itu sangat baik karna tandanya kita perduli dan ingin saudara kita lebih baik lagi kedepannya. Tapi menghakimi tanpa tabayyun terlebih dahulu? Pasti bisa menyimpulkan sendiri kan baik atau tidaknya. Intinya saya dan suami selalu ingin berkarya bukan untuk kami sendiri. Tapi untuk anak-anak kami, untuk masyarakat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News