SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Paslon Bupati-Wakil Bupati Sidoarjo 2020 Bambang Haryo Soekartono-M. Taufiqulbar (BHS-Taufiq) mendorong desa-desa di Sidoarjo memiliki pasar rakyat. Hal itu karena pasar rakyat bisa menumbuhkan ekonomi kerakyatan.
Salah satunya keberadaan Pasar Legi yang berlokasi di sepanjang jalan Dusun Ketawang, Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono. Sesuai namanya, pasar dadakan ini buka sebulan sekali, setiap hari pasaran Jumat Legi, mulai usai Salat Subuh hingga siang hari menjelang Salat Jumat.
Baca Juga: Ke Pasar Jumat Legi, Khofifah Naik Delman Borong Jajanan Mochi hinggal Cenil Kreasi Warga Lokal
Menurut BHS, Pasar Legi Jogosatru harus dipertahankan. Meski dari sisi keselamatan dan keamanan, harus ditingkatkan untuk melindungi pembeli dan para pedagang pasar. "Pasar Rakyat ini sarana hiburan bagi masyarakat. Makanya ini harus dipertahankan," cetus BHS saat mengunjungi Pasar Legi Jogosatru, Jumat (2/10).
Karena itu, mantan anggota DPR RI ini menegaskan, akan selalu memperhatikan semua pedagang yang ada di Pasar Rakyat tersebut. Apalagi, usaha mereka sangat potensial dalam menumbuhkembangkan perekonomian kerakyatan di Sidoarjo.
Bagi BHS, jika sejumlah desa yang tersebar di 18 wilayah kecamatan memiliki Pasar Rakyat seperti Pasar Legi Jogosatru, maka ekonomi kerakyatan di Sidoarjo akan tumbuh.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Pj Gubernur Jatim Sidak Pasar, Beberapa Komoditas Bapok Alami Kenaikan Harga
"Kalau misalnya di beberapa desa lainnya melaksanakan seperti ini (punya pasar rakyat), maka ekonomi Sidoarjo bakal terus tumbuh. Dan saya akan membiasakan (mendorong) pasar rakyat seperti ada di semua kecamatan di Sidoarjo. Kalau perlu di semua desa," tandas politikus Partai Gerindra ini.
Untuk nama, BHS menyatakan bisa mengambil nama hari pasaran. "Namanya bisa Pasar Legi Pagi, Siang Sore, atau Pasar Kliwon, Pasar Wage, dan lain sebagainya. Kalau pagi saja bisa ramai apalagi sore hari," imbuh Cabup yang berpasangan dengan Cawabup M Taufiqulbar ini.
Begitu juga soal permodalan bagi para pedagang Pasar Rakyat. Hal itu bisa dibantu dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Syaratnya, Dinas Pasar (Disperindag) Pemkab Sidoarjo harus mengevaluasi mana saja pedagang yang masuk kualifikasi agar bisa mendapatkan bantuan permodalan itu.
Baca Juga: Satgas Pangan Periksa Stok Beras di Pasar Larangan
Misalnya, dagangannya laris dan para pembelinya merasa sangat puas. "Dalam program 100 hari kerja saya nanti, saya akan mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) difasilitasi mendapatkan bantuan permodalan dari KUR itu," terang Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini.
Dijelaskan BHS, diketahui ratusan pedagang yang ada di Pasar Legi Jogosatru, 60 persennya warga Sidoarjo. Sedangkan sisanya 40 persen, berasal dari kabupaten/kota tetangga. Di antaranya Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan Pasuruan. Akan tetapi, yang menjadi prioritas tetap pedagang yang berasal dari Sidoarjo.
"Itu bukti, keberadaan Pasar Rakyat ini bisa mempengaruhi pedagang daerah lain masuk Sidoarjo. Tapi, pedagang luar daerah jangan berdagang di sini terus hasilnya dibawa ke daerahnya. Mereka (pedagang luar) akan difasilitasi agar mau tinggal di Sidoarjo. Mereka akan kita tarik agar tinggal di sini. Karena kami akan melindungi, memantau dan membina para pedagang potensial agar ekonomi semakin membaik," bebernya.
Baca Juga: Efek Penutupan Rumah Potong Unggas, Pedagang Pasar Sepanjang Keluhkan Sepinya Pembeli
Ditambahkan BHS, jika model-model Pasar Rakyat seperti Pasar Legi Jogosatru bisa ditiru desa di kecamatan lainnya, maka perekonomian di Sidoarjo akan semakin hebat. Karena punya daya beli dan nilai UMK terbesar di Jatim.
"Potensi seperti ini harus bisa diberdayakan di seluruh Sidoarjo. Termasuk UMKM yang jumlahnya sekitar 216.000 akan dinaikkan dua kali lipat menjadi 400.000 lebih. Karena UMKM daerah lain akan masuk ke Sidoarjo dan pertumbuhan ekonomi Sidoarjo bakal semakin meroket," pungkas BHS. (sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News