Wisata Edukasi K​ampung Lele Desa Tales Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

Wisata Edukasi K​ampung Lele Desa Tales Tetap Eksis di Tengah Pandemi Covid-19 Karyawan Wisata Edukasi Kampung Lele saat mengambil lele dari kolam. (foto: MUJI HARJITA/BANGSAONLINE).

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Wisata Edukasi Kampung Lele di Dusun Cakruk, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri milik Mariani (54) tetap eksis meski di tengah pandemi Covid-19. Namun diakui Mariani, ada penurunan omzet, karena pengunjung Wisata Edukasi Kampung Lele yang dikelolanya memang berkurang.

Meski beberapa orang ada yang tidak suka dengan ikan lele, tetapi jika diolah dengan tepat, ikan lele bisa menjadi makanan lezat dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.

Baca Juga: Blusukan ke Kelurahan Balowerti, Bunda Fey Sebut Programnya Dongkrak Potensi Kuliner Lokal

Pusat pengolahan aneka makanan dari bahan dasar ikan lele ini bisa dijumpai di Wisata Edukasi Kampung Lele Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih. Di tangan Mariani, ikan lele diolah menjadi sate lele, sempol lele, bakso lele, crispy lele, lele terbang, stick lele, dan nugget lele.

Berawal dari usaha budidaya lele, pria paruh baya ini mencoba memasarkan lele dalam bentuk olahan. Ia sadar, tidak semua orang menyukai ikan lele, karena habitat hidupnya di air berlumpur.

"Tidak semua orang menyukai ikan lele. Oleh karena itu saya berpikir bagaimana orang bisa suka mengonsumsi ikan lele. Akhirnya kami olah menjadi makanan dari bahan dasar ikan lele," kata Mariani, Sabtu (10/10/2020) sore.

Baca Juga: Pemkot Kediri Undang Chef Profesional, Warga Ikuti Pelatihan Bakery Gratis

Lulusan teknik ini awalnya mempunyai beberapa kolam untuk mengembangkan ikan air tawar ini. Tetapi dalam perjalanan, usahanya bangkrut karena sulit dalam memasarkan. Mariani gulung tikar lantaran ia tidak bisa menjual hasil panennya.

"Saya bingung memasarkan ikan lele. Pedagang dari mana-mana tidak bersedia menerima. Akhirnya saya terpaksa menjual dengan harga murah, dan itu tidak sebanding dengan biaya operasional," bebernya.

Dari kegagalan itu, Mariani kemudian mulai menjual ikan lele dalam bentuk olahan. Semula dia hanya mengolah lele menjadi sate yang dijual keliling. Seiring bertambahnya peminat olahan ini, kemudian ia berinovasi dengan memperbanyak jenis makanan dari olahan lele.

Baca Juga: Buka Street Food Festival Explorasa, Zanariah Ajak Masyarakat Nikmati Berbagai Jajanan Kota Kediri

Kemampuannya memasak ini didapat secara otodidak dari percobaan yang berulang kali hingga menemukan komposisi resep yang pas. "Semua ini saya kerjakan secara otodidak. Kami beberapa kali mencoba, akhirnya mendapatkan komposisi resep yang sesuai," jelasnya.

Mariani kemudian membangun Wisata Edukasi Kampung Lele pada tahun 2016 yang berada tidak jauh dari rumahnya. Di sini pelanggan tak hanya sekedar menikmati olahan lele saja, tetapi juga bisa belajar tentang budidaya dan cara memasak ikan lele yang tepat.

Baca Juga: Dikukuhkan, ICA BPC Kediri Raya Periode 2023-2028 Diharap Kembangkan Dunia Kuliner

Tempat ini cocok untuk pelajar dan juga mahasiswa yang ingin melaksanakan praktik penelitian tentang ikan lele. Selain warung kuliner juga ada wahana bermain untuk anak-anak serta kolam renang.

Tempat makan pun didesain gazebo kecil-kecil, sehingga pengunjung dapat menikmati olahan lele dengan nuansa alam yang sangat alami, dan angin yang berdesis.

Sebelum pandemi, omzet penjualan aneka olahan lele milik Mariani sudah mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per hari. Sementara pada hari libur bisa menembus Rp 5 juta sehari. Pelanggannya berasal dari Kediri dan juga daerah sekitar mulai Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan juga Nganjuk.

Baca Juga: Ada Resto Tersembunyi di Lereng Gunung Wilis Kediri, Ternyata Milik Orang Jerman

Adapun untuk sate lele, ia membandrolnya mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu untuk tiap satu porsinya. Ikan lele yang diolah Wisata Edukasi Kampung Lele ini adalah jenis ikan lele biasa, namun berbobot antara 2 hingga 3 kilogram. Ikan ini biasanya dipelihara kurang lebih 1 tahun.

Menurut Mariani, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno pernah mengunjungi Wisata Edukasi Kampung Lele ini dan menyatakan dukungannya. Bahkan, bupati akan menjadikan ikan lele ini salah satu makanan khas di Kabupaten Kediri, yaitu semua masakan yang terbuat dari lele.

"Saat pandemi ini, usaha kami tidak begitu terpengaruh, permintaan lele konsumsi tetap ada untuk dibagi-bagikan kepada warga terdampak Covid-19. Begitu juga pengunjung yang datang ke warungnya, juga stabil. Makanan paling favorit memang sate lele, karena harganya juga terjangkau, yaitu Rp. 20.000/porsi yang terdiri dari 10 tusuk lele dan nasi," pungkas Mariani. (uji/zar)

Baca Juga: Serunya Liburan di Sumber Kurung Kediri, Bisa Terapi dan Minum Kopi Campur Rempah-Rempah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO